Minggu, 28 Mei 2017

Cerita Pendek: Satu Kisah Robot-Robot

Jakarta, CNN Indonesia -- "Ah, tidak. Itupun kalau Anda setuju." Aku, berdiri bersisian melihat ubun-ubun Anda, asyik duduk membaca koran elektronik pagi.

Anda berdiri, selangkah menghampiri merangkul bahu Aku. Menepuk-nepuk bahu. Persahabatan. "Satu sikap visi teknologi. Selalu inovatif." Kami berjabat tangan. Saling memandang sejenak.

(Ada musik). Selo kembar. Seirama samar-samar seakan jauh datang dari arah entah. Drone meluncur berkecepatan tinggi membawa Anda dan Aku plus crew ship, penerbangan menuju kiasan-kiasan setara imajiner.

"Perang bintang cuma impian makhluk manusia." Kalimat pembuka itu terasa super sonic. Film tentang bumi kala lalu. Scene: Ilalang di bumi diterpa angin sepoi musim hujan di mendung siang itu. Langit berarak-arak seperti berlari-larian. Abstrak. Awan-awan jadi lukisan langit.

(Kilas balik). Bumi kala lalu: Waktu ini mungkin para nelayan di bumi sedang melawan badai, menyelamatkan terumbu karang. Sedang mengikat tali layar. Perahu melempar sauh membawa rindu bagi keluarga tercinta.

Robot Pink. Berdiri dekat salah satu sofa dalam ruang luas drone itu. "Sudah waktunya." Anda mengangguk, pengawal Robot Pink menghormat. Anda mengikuti pengawal dan Robot Pink. Aku di tempat memantau radar.

Suasana entah di mana entah kapan. Mengalun Selo kembar, irama samar-samar seakan jauh datang dari arah entah. Sosok-sosok drone berbagai rupa lalu-lalang berbaris, melintas cepat di semesta menuju kiasan-kiasan setara imajiner.

Sosok-sosok drone membawa kalimat bermacam warna, besar-besar. Menyanyikan lagu Sarah Brightman "The War is Over Now" dengan kusuk dalam hening, muskil.

Di ruang lain drone itu. Siang. "Sudah pukul dua. Utusan Merah belum muncul juga. Apa ada kabar." Tanya Robot Gas pada Robot Gus. "Sebentar aku cek agendanya." Robot Gus membuka agenda elektronik. Blik! Telepon berdering.

Robot Gas, mengangkat telepon. "Hallo! Selamat siang." Mendengarkan pembicaraan penelpon sejenak. "Baik. Selamat siang." Menaruh telepon. Kepada Robot Gus. "Kita diminta menyusul Utusan Merah, sedang di pinggir kota di gedung sekolah pembangunan terbengkalai."

Robot Gus bengong. "Hah! Gawat! Selalu tak terduga." Robot Gas, bergegas ketujuan. "Jangan lupa bawa kamera." Kata Robot Gas. Sambil bergegas. "Ayo! Berangkat semua. Gawat nih!" Robot Gas dan Robot Gus, berjalan seiring, panik.

(Kilas balik). Bumi kala lalu: Waktu ini orang-orang sibuk bekerja, membalik tanah, mengejar awan-awan, menulis nasib di atas air. Membangun hajat hidup bersama.

Suasana entah di mana entah kapan. Mengalun Selo kembar, irama samar-samar seakan jauh datang dari arah entah. Sosok-sosok drone berbagai rupa lalu-lalang berbaris, melintas cepat di semesta menuju kiasan-kiasan setara imajiner.

Sosok-sosok drone membawa kalimat bermacam warna, besar-besar. Menyanyikan lagu Sarah Brightman "The War is Over Now" dengan kusuk dalam hening, muskil.

Sosok-sosok jenis Predator-Manipulator di dalam Drone Hitam. Terdengar nyanyian sumbang dari mereka, menyesal atas perilaku mereka menangis tersedu-sedan. Mereka dibawa ke Planet Api, milik lembaga Anti-Rasuah dikawal Drone Merah-Drone Putih, plus pasukan senjata lengkap.

(Kilas balik). Bumi kala lalu: Waktu berjalan cepat. Ledakan rudal nuklir bagai kembang api semesta. Cuaca berubah seirama alam. Gelap dan terang terus menguji waktu. Siapa menuai kemarahan. Siapa menuai kesabaran. Siapa menuai kemunafikan. Siapa menuai kebohongan. Musim berganti meriah. Siapa merubah hidup. Semesta hening-damai esensi penciptaan.

Suasana entah di mana entah kapan. Mengalun Selo kembar, irama samar-samar seakan jauh datang dari arah entah. Sosok-sosok drone berbagai rupa lalu-lalang berbaris, melintas cepat di semesta menuju kiasan-kiasan setara imajiner.

Sosok-sosok drone membawa kalimat bermacam warna, besar-besar. Menyanyikan lagu Sarah Brightman "The War is Over Now" dengan kusuk dalam hening, muskil.

(Kilas balik). Bumi kala lalu: Puncak adegan. Perdebatan meninggi.

"Ini apa. Ini siapa? Bukan siapa-siapa." Nyengir sejenak. Meneruskan kalimat. "Andai halilintar. Menggelegar sesaat. Meninggi seperti stupa bunga kol menyimpan partikel badai hujan di dalam awan kumulus. Seharusnya tugas selesai. Material bermain logika terbalik, bolak balik."

"Tidak paham. Cerita di panggung ini. Tak pernah memahami arti kalimat sendiri, bingung akan ucapan sendiri. Anda bertanya padaku. Aku bertanya pada mu." Sosok memegang dada sesak nafas, di akhir dialog. Jatuh tersungkur. Sosok lain melompat ke meja. Berdiri. Mengacungkan pistol air. Tertawa ngakak. Sekejap diam.

Tepuk tangan memenuhi gedung pertunjukan itu. Paduan suara dalam koor Sarah Brightman "Until The End of Time" dalam konfigurasi. Layar tutup. Sandiwara selesai. (ded/ded)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search