Kamis, 25 Mei 2017

Kisah Korban Bom Kampung Melayu Tiga Kali Daftar Jadi Polisi

Briptu Imam Gilang tak pernah putus asa.

Jenazah Imam Gilang Adinata, polisi yang jadi korban ledakan bom di Kampung Melayu. (REUTERS/Beawiharta)

VIVA.co.id – Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata menjadi korban tragedi bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu. Menurut keluarganya, pria 24 tahun itu memiliki tekad yang kuat untuk bergabung di Kepolisian Republik Indonesia. Bagaimana tidak? Imam sudah tiga kali mengikuti pendaftaran menjadi anggota polisi. 

Sepupu almarhum, Rio Esar, mengungkapkan hal tersebut. Imam sejak kecil sangat ingin menjadi polisi. Setelah Imam lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Klaten, Jawa Tengah, Imam langsung mendaftarkan diri untuk masuk polisi. 

"Pertama itu daftar pada tahun 2012, tapi gagal karena pesoalan domisili tidak sesuai dengan tempat mendaftarnya," kata Rio ditemui di Rumah Duka, Jalan Kelingkit RT 05 RW 01, Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta, Kamis 25 Mei 2017. 

Lalu, kenang Rio, kali kedua, Imam mendaftar lagi sebagai anggota polisi. Lagi-lagi, Imam gagal pada penentuan seleksi tahap akhir. Namun, perjuangannya tak berhenti di situ. Imam pantang menyerah. Ia menunggu kesempatan ketiga pada tahun berikutnya. 

"Ketiga kalinya dia daftar lagi, dan akhirnya diterima," ujar Rio mengenang sepupunya tersebut.

Berdasarkan informasi pihak keluarga, saat kecil Imam tinggal bersama neneknya di Klaten, Jawa Tengah. Lalu, setelah lulus, ia tinggal bersama ayah dan ibunya di kawasan Jakarta selatan. 

Seperti diketahui, Imam Gilang adalah anggota Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya. Dia adalah salah satu dari tiga polisi yang gugur dalam teror bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu. (ren)


 

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search