Selasa, 09 Mei 2017

Luar Biasa! Kisah Buruh Tani Sekolahkan 3 Anak, Rela Makan Tiwul Demi Ongkosi Anak Sekolah

BATAM. TRIBUNNEWS.COM, LIWA-Kesulitan ekonomi tidak membuat Surip pasrah. Untuk urusan pendidikan anak, dia berpikiran maju.

Baginya, sekolah harus diutamakan demi masa depan yang lebih baik. Padahal tahun 1980-an itu, rata-rata anak di kampungnya hanya lulusan SD. Tapi Surip terus mendorong buah hatinya melanjutkan sekolah, minimal lulus SMA.

Baca: Tragis! Calon Pengantin Wanita Ini Meninggal 2 Jam Sebelum Akad Nikah!

Baca: Ngeri! Angkot Batam Terbalik di Turunan Bukit Daeng, Sopir Muntah-muntah!

Tidak mudah bagi warga Dusun Karyamaju, Kelurahan Way Mengaku, Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Provinsi Lampung itu mewujudkan tekadnya. Surip dan istrinya, Susani kerap mendapat cibiran dari para tetangga. Belum lagi, penghasilannya sebagai buruh tani kala itu memang hanya cukup buat makan sehari-hari.

"Karena saya nggak bisa ngasih warisan harta, jadi sebisa mungkin mereka punya pendidikan yang bagus biar kerja di tempat yang bagus juga. Saya nggak peduli ada orang yang bilang duit pas-pasan kok nekat nyekolahin anak tinggi-tinggi," ceritanya kepada Tribun Lampung, Sabtu (6/5/2017).

Menurut Surip, dulu Sukar sekolah kejuruannya (SMK) di Lampung Tengah. "Butuh tambahan biaya untuk ngekos juga. Jadi ya dibela-belain lah ngusahain sampai lulus. Kalau Joko di SMA Negeri 1 Liwa, agak dekat tapi butuh ongkos angdes (angkutan desa)," kisahnya.

Ia masih ingat betul, bagaimana harus membagi hasil keringatnya supaya anak-anaknya tetap bersekolah. Kerap kali, pasangan suami istri ini lebih rela makan tiwul dari olahan singkong yang ditanam sendiri tanpa lauk demi bisa memberi ongkos anak ke sekolah.

"Saya masih inget bener saat anak-anak masih bersekolah. Makan apa adanya. Kadang sampai menunggak bayaran SPP,ngutang ke tetangga, tapi Alhamdulillah, semua berbuah manis," ucap pria yang merantau ke Lampung sejak 1970-an itu.

Dulu saat melihat buah hatinya mulai tumbuh besar, lelaki asal Jawa Timur ini hanya berharap mereka bisa memiliki penghidupan yang lebih mapan, lebih enak, lebih bersih. Jangan seperti bapaknya yang kerjanya upahan di kebun orang.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search