RMOL. Jenderal Manuel Antonio Noriega, mantan pemimpin militer Panama tutup usia awal pekan ini.
Noriega telah menjadi sekutu penting AS namun secara paksa dikeluarkan saat tentara Amerika menyerang pada tahun 1989 dan kemudian dipenjara di AS karena tuduhan penggunaan narkoba dan pencucian uang.
Dia menghabiskan sisa hidupnya dalam tahanan, belakangan di Panama untuk pembunuhan, korupsi dan penggelapan uang.
Namun ia dilepaskan ke tahanan rumah pada bulan Januari untuk mempersiapkan operasi pada awal Maret untuk mengeluarkan tumor otak.
Sekretaris Negara untuk Komunikasi Manuel Dominguez mengumumkan bahwa ia menjalani operasi lebih lanjut setelah pendarahan otak namun meninggal Senin petang waktu setempat di rumah sakit Santo Tomas Panama City.
"Kematian Manuel A Noriega menutup sebuah bab dalam sejarah kita," kata
Presiden Juan Carlos Varela.
Meskipun dia tidak pernah terpilih untuk jabatan, Noriega menjadi pemimpin de facto Panama, yang memiliki masa jabatan enam tahun sebagai gubernur militer pada tahun 1980an.
Sebagai pendukung kuat Amerika Serikat, dia menjadi sekutu penting dalam upaya Washington untuk melawan pengaruh komunisme di Amerika tengah.
Tapi AS bosan dengan perannya yang semakin represif secara internal di Panama, dan ada indikasi bahwa dia menjual jasanya kepada badan intelijen lainnya, belum lagi organisasi perdagangan narkoba.
Noriega akhirnya didakwa di pengadilan federal AS atas tuduhan perdagangan obat bius pada tahun 1988 dan, setelah pengamat AS menyatakan bahwa dia telah mencuri pemilihan tahun 1989, Presiden George HW Bush meluncurkan invasi "Operasi Just Cause", yang mengirim hampir 28.000 tentara.
Dikabarkan BBC, Noriega mencari perlindungan dalam misi diplomatik Vatikan di Panama City.
Pasukan AS mengusirnya dengan bermain musik pop dan heavy metal yang memekakkan telinga tanpa henti di luar. [mel]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar