TRIBUN-MEDAN.com - Di tengah hiruk pikuk dan pesatnya kemajuan Kota Mataram, seorang bocah mencoba bertahan melawan takdirnya. Ia bekerja sekuat tenaga demi sesuap nasi dan masa depannya.
Aroma busuk menyeruak, menyerbu hidung. Ribuan kawanan lalat, mendengung seperti serangan tawon siap menyeruak ke gendang telinga.
Bak sampah dorong warna hijau lumut, itu baru saja singgah beberapa menit di TPS Jalan Yos Sudarso, Pejeruk, Ampenan.
Baca: Penembak Keji Perampokan Davidson di Daan Mogot Demi Biayai Pencalonan Kades
Baca: Gila, Majikan Malaysia Permalukan PRT Indonesia di Depan Jutaan Netizen, Dituduh Mencuri
Baca: Driver Grab Dapat Order Tak Masuk Akal, Namun Hatinya Selembut Malaikat Hadapi Pelanggan
Sampai akhirnya seorang wanita paruh baya mulai mengeluarkan sampah di dalam bak sampah dorong itu dengan besi seadanya.
Ya, pemandangan itu boleh jadi lumrah. Tetapi, hati siapa yang tak bergetar, jika melihat patner kerja wanita itu, seorang bocah 12 tahunan?
Saat ditanya apa ia tengah berpuasa, Novita hanya mengangguk pelan.
Tangannya yang mungil terus mencabik-cabik sampah di dalam gerobak yang semakin keras menebarkan aroma busuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar