Rabu, 21 Juni 2017

Kisah di Balik Layar Putri Tanjung dan Vidi Aldiano

Jakarta - Putri Tanjung dan Vidi Aldiano duduk di satu panggung sebuah acara bertajuk The Backstage di kampus Atmajaya, Jakarta. Mereka berdua berbagi kisah di balik layar.

Saat menjadi pembicara bertema 'Entrepreneurship, Kreativitas dan Inovasi', Putri bercerita tentang kisahnya ketiaka merintis usaha. Sebagai anak salah satu orang terkaya di Indonesia, jalan yang musti ia tempuh, ternyata tak selamanya mudah.

Menjadi seorang entrepreneur muda, putri dari Chairul Tanjung ini harus menempuh tiga jalur. Pertama, kisahnya tentang sang ayah yang merintis usaha karena kepepet tak punya uang. Jadi mau tidak mau, ia harus berusaha sendiri untuk merintis usahanya.

Kedua, sejak awal orang yang sukses itu harus memiliki ambisi atau passion yang besar untuk menjadi seorang pengusaha. Ia harus memiliki keahlian dan pengetahuan yang luas.

ketiga, karena memilki 'dendam'. Tak selamanya dendam itu berkonotasi negatif. Sebuah dendam kalau bisa dikelola dengan baik, hasilnya bisa saja positif. Misalnya, kata Putri, dendam ingin menunjukkan dan membuktikan ke orang lain yang dulunya meremehkan bahwa ia bisa menjadi orang yang sukses.

Kisah di Balik Layar Putri Tanjung dan Vidi AldianoFoto: dok. Kibar

Diceritakan Putri, yang sekarang menjadi CEO Creativepreneur Event Creator, faktor ketigalah yang membuat ia menjadi seperti ini. Ia sempat memiliki pengalaman tak menyenangkan waktu sekolah.

Siapa sangka, cewek cantik ini dulunya sering menjadi korban bullying di sekolahnya karena fisik yang ia miliki. Terlebih, menjadi anak orang kaya, ia pun sering dipandang sebelah mata.

'Dulu, aku orang yang sangat tidak percaya diri. Aku gendut, rambut seperti brokoli. Di sekolah selalu di-bully. Kalau lewat kantin sekolah, teman-teman selalu manggil aku si rambut brokoli," kenang Putri seperti disaksikan detikINET, Selasa (20/6/2017).

Semenjak menerima ejekan dari teman-temannya itulah Putri akhirnya menerima semua hal itu dengan positif dan berkeyakinan: suatu saat nanti dia akan membuktikan ke teman-temannya bahwa apa yang mereka nilai itu salah.

''Alhamdulillah, untungnya pas banget passion, kemampuan dan apa yang aku suka. Dan kemampuan yang aku punya, akhirnya bisa menjadi seperti ini," tambah pemilik nama lengkap Putri Indahsari Tanjung tersebut.

Kisah di Balik Layar Putri Tanjung dan Vidi AldianoFoto: dok. Kibar

Saat berusia 15 tahun, Putri mendirikan usaha event organizer (EO) bernama El Paradiso. Ia pun langsung jatuh cinta dengan proses pembuatan sebuah acara. Putri lalu tergerak untuk menciptakan acara yang tak hanya menghibur, namun juga menginspirasi sebagai wadah anak muda berkreasi.

Sebagai anak konglomerat, Putri mengaku tak pernah meminta sokongan dana dari sang ayah untuk membangun bisnisnya ini. Dukungan yang didapat dari orangtua hanyalah dukungan moral.

Namun, itu saja sudah cukup baginya. Kepercayaan penuh itulah yang pada akhirnya bikin Putri tambah semangat untuk mendirikan usaha sendiri di usia yang masih belia. Keluarga juga menjadi sumber energinya ketika banyak orang yang meremehkan.

"Rp 20 juta merupakan uang pertamaku ketika pertama kali saat memulai usaha event, sejak saat itu aku tidak pernah menerima satu rupiah pun dari orangtua," tegas Putri.

Kisah di Balik Layar Putri Tanjung dan Vidi AldianoFoto: dok. Kibar

Kisah lain yang terungkap dalam acara yang digelar oleh Ziliun dari Kibar itu adalah pengakuan dari Vidi Aldiano. Sang penyanyi berbakat ini ikut berbagi kisah inspiratifnya ketika mendirikan bisnis startup yang ia beri nama KROWD.

Diakui Vidi, alasannya menciptakan startup ini adalah karena masalah yang dia alami sendiri saat sedang menggarap album baru. Ia sering kali kesulitan menemukan orang yang mahir dan sesuai dengan seleranya dalam pembuatan video klip musik atau cover albumnya.

"Tahun lalu saat aku mau meluncurkan album Persona, aku sempat kesulitan mencari kreator yang sesuai sama apa yang dimau," ungkap Vidi yang sore itu ditemani oleh Putri Tanjung dan CEO Kibar Yansen Kamto.

Kisah di Balik Layar Putri Tanjung dan Vidi AldianoFoto: dok. Kibar
(rou/rou)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search