Sebagai aplikasi pemandu mudik, Ayo Mudik terbilang memuat informasi cukup lengkap. Dalam aplikasi itu terdapat peta jalur mudik, posko mudik, posko kesehatan, pos polisi, bengkel, SPBU, kawasan istirahat, masjid, hingga ATM terdekat.
Aplikasi ini juga menyediakan informasi mengenai kondisi cuaca serta nomor telepon yang perlu dihubungi seperti kepolisian, perhubungan, dan kesehatan.
Untuk memuat data sebanyak itu, Kudo menggandeng Google, BMKG, dan instansi pemerintah lainnya.
Namun tak seperti aplikasi lainnya, Ayo Mudik dibuat dalam waktu yang relatif cepat. Latar belakang pembuatannya pun terbilang unik.
Agung Putra Pratama, Product Manager Kudo, menceritakan pihaknya menciptakan Ayo Mudik karena mendapat tantangan dari pemerintah. Semua bermula ketika Agung dan timnya bertemu dengan Menkominfo Rudiantara di sebuah ajang teknologi sekitar tiga pekan lalu.
"Di situ, Pak Rudiantara ingin ada aplikasi yang bisa membantu pemudik dalam mudik kali ini," ujar Agung saat ditemui di Gedung Kemenkominfo, Senin (19/6).
Kudo pun menyanggupi tantangan Rudiantara saat itu. Mereka kemudian melakukan riset selama sepekan mengenai informasi yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi mudik yang dimaksud.
Tantangan Pertama di Luar e-Commerce
Pembuatan aplikasi Ayo Mudik ini menjadi yang pertama bagi Kudo dalam menjalin kerja sama dengan pemerintah. Hal ini sekaligus menandai kali pertama bagi Kudo menciptakan inovasi di luar sektor e-commerce.
Seperti diketahui, Kudo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce dengan jenis online to offline (O2O). Peran mereka bertambah pasca diakuisisi Grab. Akuisisi itu juga mengubah markas Kudo yang bernama Kudoplex di Kebayoran Lama menjadi pusat riset dan pengembangan Grab.
Meski menciptakan aplikasi Ayo Mudik yang bukan spesialisasi mereka, Kudo mengaku tidak berambisi melebarkan sayap layanannya. Hal itu dipertegas oleh Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata yang menyatakan pembuatan Ayo Mudik terjadi hanya karena permintaan pemerintah.
"Kemarin dapat request untuk bantu pemerintah untuk membuat aplikasi mudik yang terintegrasi. Kebetulan kita siap dan ini sangat bagus untuk Indonesia," ujar Ridzki.
Ia juga berjanji bahwa Kudo akan tetap berada di koridor O2O, sementara sebagai pusat riset Grab mereka akan fokus mengembangkan teknologi transportasi dan pembayaran sebagaimana tujuan awal akuisisi.
Aplikasi Ayo Mudik yang baru dirilis pada 15 Juni akan terus dimutakhirkan sebelum puncak arus mudik terjadi. Hingga saat ini, aplikasi tersebut baru bisa diperoleh di ponsel berbasis Android dengan jumlah unduh sekitar 8.500 kali. (evn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar