Selasa, 06 Juni 2017

Kisah Maha Husein Assegaff, Make-up Artist Berpengalaman Internasional

MAHA Husein Assegaff sedang sibuk merias Eprillya Dheanty Cherina Putri, seorang model, di studionya di Florensia Regency, Sidoarjo. Dia berusaha menampilkan karakter silver widow yang misterius. "Kalau buat tema pop art atau make-up karakter harus pilih model yang wajahnya ekspresif," kata perempuan kelahiran Sidoarjo, 15 Oktober 1986, itu.

HASIL KARYA MAHA: Model Eprillya dengan riasan karakter silver widow. (Arya Dhitya/Jawa Pos/JawaPos.com)

Rangkaian riasan mata Eprillya menampilkan nuansa warna perak yang dominan. Manik-manik ditambahkan Maha di bagian kening Eprillya sebagai detail yang unik. "Nah, selesai. Tinggal pasang wig," ujarnya.

Ketika Eprillya menjalani sesi pemotretan, Maha mulai berbagi kisah tentang pengalamannya selama menjadi make-up artist (MUA). "Aku itu ya bingung. Kok bisa dari bayi wes suka make up," ujar Maha, lantas tertawa.

Berdasar cerita kedua orang tuanya, yakni Lubena Sahab dan Husein Assegaff, Maha ternyata selalu memilih lipstik mamanya sebagai mainan. Saat usianya menginjak 5 tahun, dia sudah penasaran dengan foundation. Alas bedak berbentuk krim milik Lubena lagi-lagi menjadi sasaran. Maha penasaran. Dia mengambil sebotol foundation dan mencobanya di kamar mandi.

"Eh, aku malah terkunci di kamar mandi. Pas abahku datang terus bukain pintu, wajahku cemong foundation semua," katanya, lantas kembali tertawa lepas.

Sejak SD, Maha berani ikut mendandani sang mama saat mau berangkat menghadiri kondangan. Melihat arah ketertarikan putrinya itu, Lubena dan Husein memberikan dukungan saat Maha memilih kursus make-up setelah lulus dari SMKN 2 Buduran. "Make-up itu asyik. Bikin happy. Banyak warna dan karakter yang bisa dipelajari," ujarnya.

Sekolah MUA pertama yang diambil Maha adalah Rever Academy. Belum puas belajar, dia kembali menjajal sekolah lain. "Pernah di May Salon Jakarta Hair and Make Up. Di Teza Make Up Artist sama Laode Dewitian juga aku sempat sekolah," ceritanya.

Pekerjaan profesional sebagai perias mulai berdatangan 6 tahun lalu. Saat masih bersekolah di Rever Academy, gaya MUA milik Maha dilirik para model. "Sambil sekolah sudah ngerias buat fashion parade. Pertama kali buat Arya School seingatku pada 2012," tutur Maha. Dari berbagai eventfashion show itulah, Maha mulai berkenalan dengan beberapa fotografer di bidang fashion.

Kualitas yang mumpuni membuat kesempatan dan peluang terbuka. Maha dipercaya menjadi MUA untuk beberapa iklan billboard dan halaman majalah. Kesibukannya meningkat pesat saat fotografer-fotografer yang bekerja sama dengannya bukan hanya dari Surabaya. Kota lain seperti Malang, Semarang, bahkan Jakarta ikut mengandalkan riasan Maha.

"Fotografer yang paling master di Surabaya ya Mas Hartono Pri. Kalau di Jakarta paling berkesan sama Fajar Keristiono dan Kiki Candra," ujar MUA yang sangat memfavoritkan perlengkapan make-up Estee Lauder tersebut.

Maha juga beberapa kali mendapatkan undangan merias di Malaysia, Thailand, dan Singapura. "Waktu itu buat pra-wedding sama make-up tema pesta gitulah. Kalau di Singapura sekalian jadi hijab stylish," imbuhnya. Bagi Maha, di mana pun dia merias sama-sama menyenangkan. "Sidoarjo, Surabaya, Singapura sama saja. Cuma lebih beragam buat portofolio aku," katanya.

Namun, ada dua lokasi yang dikenang Maha paling luar biasa. Keduanya di Jawa Timur. "Gunung Bromo sama Bukit Jaddih Madura. Hit banget pokoknya," ujarnya. Keindahan alam Indonesia benar-benar menjadi pelengkap riasan yang cantik bagi pemilik akun instagram @mahahusein15 itu. "Ingat, semua perempuan itu cantik kok. Tinggal bagaimana cara memancarkannya saja," ucap Maha. (*/c21/pri)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search