Minggu, 04 Juni 2017

Kisah Pasien Gangguan Jiwa Melahirkan di Panti Rehabilitasi Mental

BEKASI, KOMPAS.com - Siang itu, bangsal khusus untuk perempuan di Yayasan Al-Fajar Berseri, Tambun Selatan, Bekasi, tampak ramai seperti biasanya.

Ada yang asyik berjoget, berteriak, berbicara sendiri, ada juga yang hanya duduk-duduk terdiam, berjalan mondar-mandir, hingga tidur-tiduran.

Salah satu yang menarik perhatian adalah seorang perempuan yang sedang bersandar di tembok depan kamar bangsal tersebut. Ia memakai kaus biru tua lengan pendek dan rok panjang berwarna abu-abu, persis seperti rok seragam anak SMA.

Perempuan itu memasukkan bajunya ke dalam rok dan terlihat dengan jelas perutnya yang sudah membesar.

"Sudah 8 bulan," katanya pelan.

Wajahnya ramah, sesekali tersenyum. Tanpa alas kaki, perempuan itu hanya diam berdiri atau terkadang berjalan-jalan di halaman bangsal tanpa teman mengobrol. Belakangan diketahui namanya berinisial Y dan berusia 35 tahun.

Beberapa saat kemudian, Y duduk-duduk sambil membawa setumpuk nasi kering di telapak tangan kanan dan kirinya. Ia terlihat menikmati nasi kering itu.

Kompas.com kemudian mengajaknya bicara. Y mengaku belum mengetahui jenis kelamin bayinya saat itu.

"Enggak tau cowok, enggak tau cewek, soalnya nyungsang (posisi bayi sungsang di dalam kandungan)," katanya.

Baca: Bekasi Bangun Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa

Ditemukan terlantar di jalanan

Y adalah salah satu orang dengan gangguan jiwa yang menghuni panti khusus untuk penyandang disabilitas mental itu.

Ketua Yayasan Al Fajar Berseri, Marsan menceritakan kepada Kompas.com, Y ditemukan di Cikarang oleh seorang warga sekitar 5 atau 6 bulan lalu. Y terlantar di jalan dengan pakaian yang kumal dan rambut mulai gimbal.

Oleh warga tersebut, Y kemudian diantar ke Al Fajar Berseri. Marsan pun menerimanya.

"Dia ditemukan di Cikarang, Jababeka situ. Lalu, ada ibu-ibu yang baik hati bawa ke sini. Hingga sekarang ini belum diketahui dari mana keluarganya, di mana keluarganya. Pengakuannya, dia dari Garut," kata Marsan.

KOMPAS.com/Dian Maharani Bangsal khusus perempuan di panti rehabilitasi mental, Yayasan Al Fajar Berseri.
Menurut Marsan, Y kerap berbicara sendiri dan kadang marah-marah. Namun, masih bisa diajak bicara dan menjawab pertanyaan.

Setelah satu bulan tingal di panti, pengurus yayasan curiga Y sedang hamil. Mereka pun membawa Y ke dokter dan usia kehamilannya diperkirakan sudah 3 bulan.

Kepada Marsan, Y menceritakan sudah bercerai dengan suaminya dan pergi dari Garut untuk mencari pekerjaan.

"Mungkin dari rumah sudah stres, sampai di jalan enggak tahu ke mana arahnya. Jiwanya terganggu," kata Marsan.

Sampai saat ini tidak diketahui siapa pria tak bertanggung jawab yang menghamili Y. Belum diketahui pula apakah ia sudah dalam kondisi hamil saat di Garut atau baru mengandung saat terlantar di jalanan.

Baca: Rumah Terakhir Penderita Gangguan Jiwa

Melahirkan di panti

Tak disangka, setelah pertemuan dengan Y pekan lalu, Kompas.com mendapat kabar perempuan itu sudah melahirkan bayi laki-laki, Jumat (2/6/2017) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.

Y melahirkan di salah satu kamar kecil yang berada di bangsal khusus perempuan. Hanya dengan beralaskan tikar, Y dibantu melahirkan secara normal oleh pengurus panti.

Marsan mengatakan, ia memang tidak sempat membawa Y melahirkan di bidan atau sebaliknya, mendatangkan bidan ke panti.

Marsan mengungkapkan, tercatat sudah ada empat perempuan dengan gangguan jiwa yang melahirkan di panti tersebut sejak didirikan tahun 2005.

"Yang pertama dulu (melahirkan di panti), kita panggil bidan, bidannya enggak mau (datang). Jadi kita nanganin (proses persalinan) karena terpaksa. Alhamdulillah diberi kemudahan," ungkapnya.

Usai melahirkan, menurut Marsan, Y tampak biasa-biasa saja. Bayi itu tak sempat digendong olehnya.

"Dia biasa aja abis melahirkan, jangankan gendong bayinya, nanya-nanyain aja enggak sama sekali, kata Marsan.

Bayi itu langsung dihangatkan dengan perlengkapan seadanya. Pengurus panti tak sempat mempersiapkan perlengkapan bayi sebelum Y melahirkan. Namun, sudah ada beberapa orang yang menyumbang untuk perlengkapan bayi itu.

Setelah dibersihkan, bayi mungil tersebut kemudian dibawa ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut. Marsan mengatakan, saat ini, bayi itu  akan diurus oleh keponakannya yang tinggal tak jauh dari panti.

Karena lahir di bulan Ramadhan dan di Yayasan Al Fajar Berseri pada pagi hari, Marsan terpikir untuk menamai bayi itu, Fajar Ramadhan.

Kompas TV Penyakit gangguan jiwa merupakan epidemi yang sulit dihilangkan. Di Klungkung, Bali, kerap ditemukan desa yang memasung anggota keluarganya karena gangguan penyakit ini. Pemerintah setempat sempat menyambangi desa dan memeriksa kondisi orang-orang yang menderita gangguan jiwa namun tak ditangani dengan semestinya. Mereka dipasung dan dikurung pihak keluarga. Banyak anggota keluarga yang merasa malu dan tak melaporkan kondisi keluarganya yang mengalami penyakit ini sehingga penanganannya pun tak sesuai dengan yang dibutuhkan. Jika sedang kambuh, maka orang dengan gangguan jiwa bisa mengamuk dan merusak barang serta meresahkan warga sekitar. Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung mencatat sekitar 375 penderita ODGJ berat dan 384 penderita ODGJ ringan ada di seluruh Kabupaten Klungkung. Pihak pemerintah berencana akan memberikan pengobatan langsung dan para penderitanya akan dirawat oleh Dinas Sosial setempat.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search