JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi senior Titiek Puspa pernah mengidap penyakit kanker serviks stadium sedang yang divonis dokter pada 2012 lalu.
Pelantun lagu "Kupu-kupu Malam" itu pun menceritakan bagaimana bisa sembuh dari penyakit mengerikan tersebut. Titiek mengaku menggunakan pengobatan non-medis.
"Akhirnya saya (pengobatan) meditasi," kata Titiek di sela sebuah acara di Rumah Makan Sederhana, Jalan Juanda, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2017).
Jauh sebelum menggunakan pengobatan alternatif itu, Titiek mempercayakan kesembuhannya lewat tindakan medis. Titiek pergi ke Singapura untuk menjalani pengobatan selama 2,5 bulan.
"Dulu waktu saya di Singapura, waktu saya sakit, Ya Tuhan, saya sudah tidak kuat, ambil saja saya, di mana Tuhan mau taruh saya. maksudnya mau di neraka atau di surga, sudah ambil saya," kata Titiek yang mengaku sudah pasrah saat itu.
Sampai suatu hari, ada sebuah isyarat yang ditunjukkan oleh Tuhan. Tanpa suatu sebab, Titiek merasa sangat ingin pulang ke Indonesia dan kemudian meminta anak-anaknya mengurus segala keperluan.
"Sampai di Jakarta, enggak tahunya besoknya saya meditasi 13 hari. Satu harinya lima jam. Dia (dokter meditasi) bilang sembuh. Saya lalu bilang, sembuh dari Hongkong?" kata Titiek yang tak sempat tak percaya hasilnya.
Merasa perlu meyakinkan diri, Titiek kembali ke Singapura untuk menjalani pemeriksaan kankernya di rumah sakit tempat ia dirawat saat itu.
Setelah diperiksa, Titiek tidak menyangka bahwa hasilnya bersih alias sembuh dari penyakit kanker serviksnya.
"Dilihat sama dokter bersih. Dokter bagian kemo bilang clean, bagian yang lain bilang clean. Oke tiga bulan lagi (periksa), sampai satu tahun empat kali ke sana, hasilnya clean. Oke setengah tahun lagi, clean. Kemarin saya periksa lagi, clean," kata dia dengan senyum sumringah.
Titiek tidak menyangka mukjizat kesembuhan datang kepadanya. Ia bersyukur masih diberikan kesembuhan akan penyakitnya tersebut.
Program meditasi yang dijalani Titiek tidaklah mudah. Selama proses pengobatan alternatif itu, Titiek mengaku merasakan sakit yang luar biasa, yang merupakan efek dari proses pengobatannya. Ketika itu, Titiek masih menggunakan kursi roda untuk beraktivitas.
"Orang cuma disuruh duduk, lidah dilipat, napas dari hidung, duduk aja. Kalau orang yang tidak mau men-switch pikirannya 'Aku harus lakukan. I must do it' itu ya sudah enggak (berhasil)," kata dia.
"Memang setelah tiga hari baru berasa. Jadi ada syaraf yang mencari dengan sendirinya titik akupuntur yang rusak. Tidak boleh digaruk, atau diapakan. Itu harus dengan satu kesabaran sama tekad," ucapnya.
Titiek mengungkapkan bahwa penyakit kanker serviks bisa muncul dari pola hidup yang tidak sehat. Ataupun, kata dia, faktor keturunan.
"Tapi memang dikeluarga saya, bapak saya duluan (meninggal) tahun 1973, cancer. Kakak saya sepuluh tahun yang lalu, cancer. Karena saya dapat dari orangtua saya dapat tinggalan (turunan) banyak sekali kekayaan, asam urat, darah tinggi, kolesterol, jantung, cancer," kata dia lalu tertawa.
Meski sembuh dari penyakit kanker lewat pengobatan meditasi, Titiek tidak mengesampingkan tindakan medis. Ia tetap percaya akan kemampuan para dokter.
Namun, berbagai usaha harus juga ditempuh oleh sang pengidap penyakit di luar tindakan medis. Mungkin saja, kata dia, cara non-medis bisa menyembuhkan seperti yang dirasakan Titiek saat ini.
Titiek pun punya pesan kepada orang yang bertubuh masih sehat. Menurut dia, syukuri dan jaga kesehatan tubuh yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta.
"Bagaimana kita harus me-manage diri kita. Semua tuh ada. Anda juga punya. Tapi kalau kita me-manage diri kita dengan baik insya Allah, Tuhan kasih sesuatu yang indah buat kita," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar