![](https://sgimage.detik.net.id/community/media/visual/2016/06/01/d38d45e5-bb87-4743-8836-47827bb97374_43.jpg?w=650)
Korbannya saat itu adalah Tim Amstrong, yang kini adalah CEO AOL. Sebelum bergabung ke AOL pada 2009, Amstrong menghabiskan satu dekade bekerja di Google. Ia menjadi tulang punggung Google membangun bisnis iklan Google dari awal.
Sebelum akhirnya bergabung ke Google, adalah Omid Kordestani -- kini jadi executive chairman Twitter -- yang mengajak Amstrong untuk bergabung ke Google. Sampai akhirnya Amstrong terbang ke California untuk bertemu dan diwawancara oleh dua pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin.
Awalnya wawancara itu berjalan normal, di mana Page dan Brin bergantian bertanya ke Amstrong. Lalu sampailah pada satu titik di mana keduanya berhenti bertanya dan meminta Amstrong membuat pertanyaannya sendiri, kemudian menjawabnya.
"Kami tak yakin mau bertanya apa. Coba tanyalah dirimu sendiri. Pertanyaan apa yang akan kamu tanyakan jika kamu adalah kami," ujar Amstrong saat menceritakan pengalamannya itu, seperti detikINET kutip Business Insider, Jumat (2/6/2017).
Amstrong akhirnya menyadari kalau sesi wawancara yang tak lazim dari Brin dan Page itu bukan karena keduanya belum menyiapkan pertanyaan atau malas bertanya. Ternyata itu adalah taktik wawancara yang biasa digunakan untuk bisa menilai karakter si kandidat.
Untungnya, wawancara tersebut berhasil karena Amstrong kemudian memang diterima untuk bekerja di Google. Brin serta Page pun seharusnya tak menyesal merekrut Amstrong, karena ialah yang membangun bisnis iklan yang kemudian menjadi pemasukan terbesar Google. (asj/rou)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar