Rabu, 14 Juni 2017

Stephen Chow angkat kisah The Mermaid ke layar kaca

Poster resmi The Mermaid (2016).
Poster resmi The Mermaid (2016).
© Bingo Movie Development

The Mermaid (2016) adalah film Tiongkok terlaris sepanjang sejarah. Film yang disutradarai komedian legendaris Stephen Chow ini berhasil meraih lebih dari USD500 juta di tempat asalnya. Jika ditotal dengan pendapatan dari seluruh dunia, perolehan film dengan judul asli Mei Ren Yu ini mencapai USD550 juta (sekitar Rp7,3 triliun).

Keberhasilan ini membuat sebuah perusahaan bernama iQiyi berniat mengadaptasi film tentang putri duyung itu menjadi serial televisi. iQiyi merupakan salah satu situs pengaliran video terbesar di Tiongkok, yang didirikan Baidu bersama Providence Equity Partners pada 2010.

Uang yang dikeluarkan iQiyi demi melayar-kacakan The Mermaid tidaklah sedikit. Dilansir dari Hollywood Reporter (13/6/2017), mereka membayar hingga RMB420 juta (Rp821 miliar) demi hak pengaliran video eksklusif untuk The Mermaid. Angka tersebut adalah sebuah rekor untuk harga pengaliran video di negeri Tirai Bambu.

Nama besar Stephen Chow ternyata cukup menentukan dalam angka besar itu. Sebab film lain yang juga ia garap, berjudul Journey to the West: The Demons Strike Back, juga bakal disiarkan eksklusif oleh iQiyi, dengan pembayaran senilai RMB288 juta.

Journey juga termasuk film laris. Di Tiongkok, perolehan film yang tayang pada Januari 2017 ini mencapai USD240 juta.

Kedua serial nantinya akan dibuat oleh rumah produksi New Culture Media. Awal tahun, perusahaan yang berbasis di Shanghai ini membeli 51 persen saham Premium Data Associates Limited, sebuah rumah produksi yang didirikan Stephen Chow. Saham sisanya masih dimiliki aktor berusia 54 itu.

Belum jelas keterlibatan Chow dalam dua serial yang mengadaptasi film-filmnya itu. Kabarnya ia akan menulis naskah dan memproduseri keduanya.

The Mermaid merupakan salah satu film dengan bujet mahal --untuk ukuran negeri Tiongkok. Film ini menghabiskan ongkos produksi sekitar USD60 juta, sebagian besar dihabiskan untuk efek spesial.

Kisahnya sederhana, dengan pesan moral untuk menjaga lingkungan. Proyek perumahan yang dijalani pebisnis Liu Xuan (Chao Deng) mengharuskan perusahaannya mereklamasi laut. Untuk mengusir ikan dan penghuni laut lainnya, ia menggunakan gelombang sonar.

Di luar dugaan, gelombang sonar itu mengancam kehidupan para putri duyung. Sebagian dari mereka sekarat, bahkan meninggal. Lantas, putri duyung yang tersisa memerintahkan Shan (Yun Lin) untuk membunuh Xuan. Namun yang terjadi sebaliknya.

Mereka berdua malah saling jatuh cinta. Akhirnya Xuan berencana menghentikan proyeknya. Sayangnya, ada ancaman dari sebuah organisasi rahasia yang memburu Shan dan putri duyung lainnya.

Sementara, Journey to the West: The Demons Strike Back tak lain adalah adaptasi kisah legenda Perjalanan ke Barat. Di Indonesia, kisah Biksu Tong dan tiga murid silumannya dalam membawa Kitab Suci dikenal lewat serial TV Kera Sakti yang sempat mengudara di layar kaca pada 1990-an.

The Demons Strike Back merupakan kelanjutan Journey to the West (2013). Jika di film pertama Chow menjadi sutradara, kali ini pria kurus itu hanya menulis naskah.

Kursi sutradara diduduki oleh Hark Tsui, pria di balik film-film legendaris seperti Once Upon a Time in China (1991) dan Green Snake (1993). Ia sempat mengarahkan Jean-Claude Van Damme dan pebasket Dennis Rodman dalam Double Team (1997).

[embedded content]
[ENG SUB] The Mermaid (美人鱼) by Stephen Chow Final Trailer (Opens on Feb 8th)
© Toy Soldiers
[embedded content]
JOURNEY TO THE WEST: THE DEMONS STRIKE BACK - Official Trailer [HD] - In Theatres 28 Jan 2017
© Sony Pictures Singapore

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search