TRIBUNMANADO.CO.ID,RATAHAN-SAAT hujan deras memang membuat mereka was-was. Namun, mereka tetap melanjutkan memukul batu dengan martil, demi mendapatkan emas.
Mereka akan keluar lubang saat air masuk merambat ke dalam tanah. Musim panas menjadi awal pertanda rejeki bagi mereka.
Suka duka dirasakan para penambang, ada yang berpuluh tahun tanpa hasil bagus. Sebaliknya, ada yang sehari bekerja sudah mendapatkan emas yang lumayan banyak.
Seperti yang dikisahkan Vially Palilingan. Dia mengaku telah banyak suka duka yang dirasakan menjadi penambang."Saya pernah dapat sehari Rp 30 juta. Tapi sering juga sudah sebulan tak dapat. Itu tergantung dari batu Rep emas dalam lumbang," ujarnya.
Dia mengatakan, sering merasa takut dalam lubang. "Kadang saya takut memang, tapi kalau sudah bekerja dalam lubang rasa takut sudah hilang," jelasnya.
Ia mengaku saat berada dalam lubang bisa sampai berjam‑jam. "Sehari itu saya bisa sampai enam jam dalam lubang. Itu paling kurang, tapi dalam lubang sudah ada blower angin sehingga ada udarah masuk," akunya.
Dia mengatakan untuk mendapatkan emas hanya memakai naluri dan pengalaman sebagai penambang."Kalau sudah lama menambang pasti tahu mana batu emas mana bukan," jelasnya.
Tapi tak jarang ia mengaku tak dapat apa‑apa meski sudah sebulan menambang. "Kadang biaya makan saat berada di tambang tidak bisa terbayar dari hasil. Jadi belum tentu, kita ditambang seperti mencari peruntungan saja," ungkapnya.
Wingly Aer penambang lainnya juga mengaku pernah merasakan hasil melimpah dari tambang. "Saya pernah dapat Rp 40 juta perhari, tapi itu juga tidak selalu. Kadang sama sekali juga tak dapat apa‑apa," bebernya.
Untuk mendapatkan pundi‑pundi rupiah, ia mengaku sudah tak memiliki rasa takut. "Kalau takut tidak bisa kerja maksimal saat berada dalam lubang. Yang penting berdoa sebelum bekerja," jelasnya.
Ia mengaku untuk lubang yang dimasuki bervariasi. "Ada yang hanya sepuluh meter. Tapi ada juga hingga ratusan meter. Itu bisa berhari‑hari dalam lubang. Makan sudah dibawa dari luar," jelasnya.
Saat mengambil batu emas, ia mengaku tak kenal waktu. "Kadang kita kerja sampai subuh. Waktunya idak menentu kalau masih bisa kita kerja terus," kata Wingly.
Farly Paparang penambang lain juga mengaku pernah merasakan sulitnya masuk lubang."Saya pernah dua hari dalam lubang. Saat itu masuk lubang yang dalamnya hampir satu kilo," akunya.
Dia mengaku, saat berada di dalam lubang tidak bisa langsung keluar. "Sebab untuk masuk saja buruh seharian, karena sulitnya jalur masuk. Kalau makan ada yang antar kedalam, selang blower yang kita pakai bahkan sampai 800 meter," jelasnya.
Meski sering takut, namun ia mengaku tak pernah mengeluh saat berada dalam lubang. "Ingat keluarga saja di rumah yang butuh uang untuk makan," tandasnya.(valdy vieri suak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar