Selasa, 19 September 2017

Kisah Perjuangan Kiai Nasihin Membangun Ponpes AKN Marzuqi

RMOL. Pengasuh Ponpes Nurul Furqon, Ngemplak, Pati, Jawa Tengah, KH Ahmad Thoha Ismail menceritakan soal pembangunan Yayasan Baitul Hazin di Dukuh Slempung, Dukuhseti, Pati, Jawa Tengah.

Menurut dia, tempat yang semula hanya kawasan tambak dan semak belukar tersebut berubah menjadi pusat pendidikan terpadu yang sangat megah. Terlebih, Dukuh Slempung yang berada di pesisir utara Laut Jawa tersebut termasuk daerah pinggiran dan pelosok.

Kiai Toha menjelaskan, pembangunan pusat pendidikan terpadu Yayasan Baitul Hazin itu merupakan kerja keras KH Ahmad Khoirun Nasihin (AKN) Marzuqi. Dimana pada 1990, AKN pernah mengatakan mau membangun sebuah kompleks pendidikan terpadu.

Tak hanya itu, kata dia, Kiai Nasihin pada waktu itu juga berencana membuat perguruan pada usia 20 tahun. Kiai Thoha pun mengaku sempat tidak percaya dengan apa yang dikatakan Kiai Nasihin.

"Waktu Kiai Nasihin bilang begitu, dalam hati saya bergumam, tambak dan semak belukar begini kok mau dibangun perguruan. Setelah hati saya bergumam demikian, ternyata Kiai Nasihin tahu isi hati saya dan bilang, sudah lah pak ditunggu saja nanti," ungkap Kiai Thoha, Selasa (19/9).

Nah, pada 2000, selang sepuluh tahun, Kiai Nasihin pun mulai merintis membangun pusat pendidikan terpadu di Dukuh Slempung dengan terlebih dahulu mendirikan pondok pesantren, kemudian disusul masjid, SMP dan SMK terpadu.

Dijelaskannya, ada tiga lokasi yang semula akan dibangun pusat pendidikan terpadu, yakni Desa Ngemplak dan Desa Gabus di Kabupaten Pati, serta di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Tapi dari istikharah yang dilakukannya, Kiai Nasihin menunjukkan, perguruan itu seharusnya dibangun di Dukuh Slempung.

Nah, pada 2004, lanjutnya, pusat pendidikan terpadu di bawah Yayasan Baitul Hazin pun dibuka. Saat itu, siswa yang belajar sebagian besar berasal dari Kecamatan Dukuhseti dan sekitarnya, sedangkan santrinya datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Melihat itu, Kiai Thoha mengaku takjub dengan apa yang diusahakan Kiai Nasihin. Godaan dan gangguan sempat menerpa selama pembangunan Ponpes dan sekolah AKN Marzuqi. Diapun membantah bahwa pembangunan sekolah itu dengan menggunakan sihir atau magic.

"Padahal, pembangunan perguruan AKN Marzuqi sudah dicita-citakan sejak 1990, direncanakan secara matang dengan kerja siang dan malam," tutur Kiai Thoha.

Saat itu, Kiai Thoha, menjabat sebagai guru syariat sekaligus murid tarekat. Kiai Thoha menyaksikan sendiri perjuangan Kiai Nasihin sejak usia belasan tahun. Dengan karomah yang dimiliki, Kiai Nasihin mengamalkannya untuk kepentingan masyarakat luas.

Adapun Ponpes AKN Marzuqi saat ini memiliki puluhan santri, sedangkan sekolahnya memiliki lebih dari 350 siswa. Para siswa diajarkan ilmu agama sekaligus ilmu pengetahuan umum dengan kualitas lulusannya yang mumpuni di bidangnya.

Yayasan Baitul Hazin membawahi pondok pesantren Thoriqoh Tijaniyah, Ponpes Putra-Putri AKN Marzuqi, SMP Terpadu AKN Marzuqi dan SMK Telkom Terpadu AKN. [sam]

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search