Pernah enggak sih kamu bertanya-tanya untuk apa tumpukan pipa di halaman bermain Doraemon, Nobita, dkk? Ternyata pipa-pipa itu punya sejarah panjang. Penasaran? Simak penjelasannya berikut!
Untuk para penggemar setia Doraemon, pasti sering melihat tumpukan pipa berwarna abu-abu di halaman bermain Nobita dan kawan-kawan. Giant sering menggunakannya sebagai panggung bernyanyi dan Nobita juga memakainya untuk bersembunyi dari kejaran Giant serta Suneo.
Kalau kita perhatikan lebih seksama, halaman bermain Nobita dkk. tersebut sebenarnya ialah tanah kosong yang menunggu untuk dibangun rumah di atasnya. Sementara itu, pipa berwarna abu-abu itu adalah pipa beton yang lazim dipakai untuk pembangunan saluran air.
Tapi, selama puluhan tahun Doraemon menemani kita semua, muncul pertanyaan: itu pipa sudah puluhan tahun kok masih mangkrak? Kontraktornya gimana, sih?
Ternyata kehadiran pipa di halaman bermain Doraemon tersebut punya sejarah tersembunyi dan mengejutkan di baliknya.
Itu semua berawal dari masa keajaiban ekonomi Jepang pasca Perang Dunia II. Pada waktu itu, Jepang menerima banyak bantuan dari Amerika Serikat. Pemerintah Jepang pun menginvestasikan bantuan tersebut untuk sektor infrastruktur, termasuk di dalamnya sistem pembuangan air.
Pada tahun 1960-an, masyarakat Jepang secara masif meninggalkan WC siram dan beramai-ramai menggantinya dengan toilet. Maka atas kebutuhan tersebut, pemerintah Jepang memakai banyak sekali pipa-pipa (Dokan) untuk memodernisasi saluran got mereka.
Oleh karena saking banyaknya proyek yang digelar, pipa-pipa tersebut seringkali ditumpuk dan diletakkan di halaman yang kosong untuk sementara. Setelah itu, karena banyak dari anak-anak yang tak punya akses ke taman bermain, mereka memilih tempat seadanya saja: halaman kosong, dan tentu saja tumpukan pipa.

Menggunakan pipa-pipa ini sebagai pengganti alat bermain sebenarnya cukup berbahaya juga. Banyak kasus pada waktu itu di mana anak-anak tertimpa dan tergilas pipa yang jauh lebih besar dari tubuhnya. Tapi ya namanya juga anak-anak, dokan tersebut terus dipakai sehingga menjadi kebiasaan.
Mulai pada tahun 1990-an hingga sekarang, saat ekonomi Jepang mulai stagnan dan modernisasi sudah merata, pipa-pipa tersebut sudah mulai langka penampakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar