PANDEGLANG, BANTEN, NETRALNEWS.COM - Banten adalah sebuah propinsi yang masih muda, yang baru resmi berdiri pasca Reformasi ini memang memiliki berbagai kekayaan budaya serta berabagai obyek wisata yang sangat indah. Sebagai sebuah propinsi yang masih cukkup muda, tentu masih banyak aspek pembangunan yang perlu mendapat perhatian.
Salah satu aspek pembangunan yang perlu mendapat prioritas dalam pembangunan, tentu obyek-obyek pariwisatanya yang sangat banyak. Maklum propinsi ini berposisi di tepi pantai, dengan sunga Cisadane yang cukup besar dan panjang, sehingga semua ini menjadi obyek wisata yang sangat menggiurkan, jika itu dikelola dengan baik.
Salah satu pantai di Propinsi Banten yang sangat indah sehingga perlu dikembangkan untuk menjadi obyek wisata yang hebat adalah Pantai Sawarna. Pantai ini cocok untuk tempat berselancar atau surfing.
Meski ini sebagai sebuah obyek wisata, namun tulisan ini mencoba melihatnya bukan dari perspektif wisatanya, tetapi lebih pada kisah historisnya dan aspek lain yang mendukungnya.
Pertama sejarah penamaan
Namun, tahukah Anda asal muasal nama Pantai Sawarna?
Nama pantai yang berada sekitar 30 km sebelah barat dari Pelabuhan Ratu itu berasal dari nama manusia. Menurut cerita, nama Pantai Sawarna diambil dari nama kepala desa pertama di tempat itu. Kepala desa itu bernama Swarna dan merupakan tokoh kampung.
Swarna orang pertama yang menjadi kepala desa di sini. Dia tetua di sini. Dia hidup tahun 1900-an. Jadi diambilah namanya menjadi nama desa. Kepala desa tersebut berhasil memajukan desa dan sangat disegani, sehingga namanya diabadikan pada pantai ini.
Selain itu, pemakaian nama itu dianggap tepat ciri khas dari sifat kepala desa pertama ketika yakni memiliki spirit kebersatuan. Kepala desa itu membuat penduduk desa nyaman dan bersehati dala membangun desanya.
Sehingga, pemakaian nama tersebut juga memiliki arti dapat menciptkan kebersatuan, kebersamaan dalam satu warn. Supaya penduduk di lokasi itu satu warna yakni masyarakat Sunda. Lantas mengapa Swarna menjadi Sawarna? Karena satu warna dalam bahasa Sunda adalah Sawarna.
Di Sawarna sendiri ada sembilan titik lokasi wisata yang dapat dikunjungi wisatawan. Sembilan lokasi itu yakni: Karang Taraje, Legon Pari, Karang Bereum, Tanjung Layar, Pasir Putih, Goa Lalay, Goa Langir, Karang Bokor, dan Pulo Manuk.
Kisah sejarah penuh mistik
Pantai Tanjung Layar juga diceritakan dalam Babad Sunda dan legenda dongeng pesisir selatan, menurut dongeng dan cerita para terdahulu sesepuh banten pakidulan atau banten selatan, pada jaman dahulu kala, Karang Dua ini adalah jelmaan dari dua buah kekuatan yang akan dijadikan layarnya perahu atau kapal Sang Sangkuriang untuk berlayar mengarungi samudera Selatan setelah melangsungkan pernikahannya dengan Dayang Sumbi atau ibunya sendiri,
Namun Yang Maha Kuasa tidak mengabulkan dan mengijinkan kehendak Sangkuriang.
Sangkuriang yang gagal berlayar kemudian membongkar semua peralatan perahu termasuk layarnya.
Konon menurut cerita perahu itupun ditendang ke sebelah bagian Utara dan berubahlah menjadi Gunung Tangkuban Parahu.
Nah kalau layar-layar yang besar di lempar kebagian Selatan dan berubahlah menjadi karang yang kokoh dan tegar dipantai ini, tepatnya di wilayah provinsi Banten, tepatnya desa Sawarna, kecamatan Bayah.
Jelas ini cuma dongeng hikayat semata.
Keindahan Pantai Sawarna
Keanehan selanjutnya adalah jika ada orang yang hanyut di pantai Sawarna, maka kebanyakan akan tenggelam, karena mungkin ada arus bawah yang kuat.
Biasanya korban tenggelam akan ditemukan atau keluar dari dalam laut sebelum tiga hari menghilang, barulah mayat akan ditemukan dalam keadaan mengambang dan membusuk biru, ini yang sudah-sudah pernah terjadi di sini.
Terdengar cukup berbahaya jika kita mencoba berenang ke tengah semenanjung Sawarna ini ya… Anda pasti merinding.
Goa ini berada disekitar pematang sawah di kawasan wisata pantai Sawarna.
Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat desa, sebelum Sawarna dan Goa Lalay ramai dikunjungi orang, goa itu ada 'penghuninya'.
Ceritanya di dalam Goa Lalay itu ada lindung atau belut sebesar tumbukan padi, tapi gak pernah ganggu orang.
Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat desa, lindung atau belut mistis itu biasanya keluar pada saat menjelang malam hari.
Namun, tak seluruh tubuhnya keluar dari goa. Sebab, hanya kepalanya saja yang muncul.
Goa Lalay itu sendiri artinya goa kelelawar, karena di dalamnya banyak kelelawar. Kedalamannya sampai 2 km, untung pengunjung jarak aman 400 m. Makin ke dalam makin indah.
Anda ingin ke pantai Sawarna untuk untuk refresing, mencari penyegaran alias ingin bebas sejenak dari rutinitas yang super jenuh dan membosankan, coba datanglah ke Pantai Sawarna.
Hanya satu catatan penting, bahwa di tempat wisata yang cukup angker itu bebas dari tempat-tempat protitusi. Jika Anda ingin wanita penghibur yang menjadi selingan di tengah kenikmatan akan panorama yang indah itu, Anda pasti dibawa tukang ojek ke desa Cibayawak, sekitar 12km dari pantai Sawarna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar