Liputan6.com, Purbalingga - Bagi personel aktif, pensiunan tentara, dan veteran, perayaan HUT TNI senantiasa disambut dengan sukacita, bangga, bahkan haru. Namun, banyak peristiwa ataupun gejolak yang mewarnai perjalanan panjang TNI yang pada Kamis, 5 Oktober 2017, berulang tahun ke-72.
Sebut saja Gerakan 30 September (G30S) tahun 1965 yang saat itu menyeret keterlibatan Cakrabirawa atau pasukan elite pengawal Presiden Sukarno. Beberapa pelaku utama yang terlibat penculikan serta pembunuhan enam jenderal dan satu perwira TNI AD di Lubang Buaya, Jakarta Timur, memang telah dihukum pidana hingga dieksekusi mati.
Namun, sebagian anggota Cakrabirawa mengalami penahanan sekian tahun tanpa adanya pengadilan resmi. Satu di antara anggota Kawal Kehormatan Resimen Cakrabirawa itu adalah Ishak.
Siang itu, rumah bercat putih di salah satu kawasan di Purbalingga, Jawa Tengah, tampak sepi. Sejumlah mobil terpakir rapi di garasi berkanopi biru muda. Inilah rumah Ishak, mantan anggota pasukan elite pengawal Presiden pertama RI Sukarno, Cakrabirawa.
Seorang perempuan berusia setengah baya, dan juga anak lelaki berusia sekitar tiga tahun, menyambut Liputan6.com dan sejumlah media yang berkunjung ke rumahnya. Ia ramah dan juga cantik.
Sementara, anak lelaki itu beberapa kali mengajak bermain, layaknya sang paman yang lama tak bertemu. Bocah lucu itu menjadi penghibur kala menunggu Ishak yang siang itu keluar rumah, untuk sebuah urusan penting.
Perempuan itu masih cantik di usianya yang ke-57. Namanya Sri Sumarni, kelahiran 1955. Nasib telah mempertemukannya dengan Ishak, bekas tahanan militer yang selama 12 tahun dibui tanpa pengadilan resmi. Alasannya, Ishak berada di Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada dini hari 1 Oktober 1965, kala peristiwa berdarah itu terjadi.
Padahal, Sri Sumarni berasal dari keluarga militer. Ia adalah putri seorang mantan Komandan Polisi Militer dan pernah bertugas di Purwokerto, Kapten CPM (Purn) Sono Supardi. Namun, rupanya itu tak membuat mereka terhalang untuk menikah.
"Saya dikenalkan oleh adik saya. Ya sudah, cocok. Kami menikah," tuturnya, Selasa, 4 Oktober 2017.
Ketika hendak berpamitan dengan tuan rumah, seorang pria dari luar pagar, mengendarai sepeda motor matic berseru. "Ada apa ini, medeni temen (menakutkan sekali), ramai-ramai ke sini," ia berseru sembari membuka gerbang rumah.
Pria itu ternyata Ishak, mantan anggota Cakrabirawa berpangkat terakhir sersan satu. Dia tampak trengginas di usianya yang ke-81.
Perawakan pria kelahiran 1936 itu tinggi dan langsing. Bicaranya tegas dan lantang. Pengetahuan umumnya, luas. Tak aneh, semasa aktif bertugas dan masa mudanya, ia layaknya arjuna dari Resimen Cakrabirawa. Sang istri pun mengakui Ishak seorang pria yang romantis.
"Bapak sering sekali berkata, 'Aku beruntung kamu menemaniku. Kamu istri yang pintar. Di tanganmu, semua urusan beres.' Ya, begitulah bapak. Tegas, jujur, tapi juga apa ya romantis mungkin," kata Sri Sumarni.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar