Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.CO.ID, PURWAKARTA- Pagi-pagi sekali, Warsa (48) warga Desa Hegarmanah, Kecamatan Babakan Cikao, sudah melepas tali pengikat perahu ke pohon di pinggiran Sungai Cikao yang bermuara ke Sungai Citarum.
Ia membawa ember kecil yang sebagian dari diameternya sudah dipotong.
Ember itu kemudian dipasangi tongkat keras dengan panjang tidak lebih dari tiga meter. Embernya disimpan di perahu sampan yang ia beli Rp 2 juta sekitar tiga tahun lalu.
Sebelum sinar matahari terasa lebih panas, ia menyusuri aliran Sungai Cikao yang airnya berwarna kecoklatan.
Di beberap titik, ia melepas jangkar perahu. Ia berdiri kemudian memasukkan tongkat ember itu ke dasar sungai, menggerak-gerakan tongkatnya kemudian diangkat. Pasir tersimpan di ember kemudian dialihkan ke badan perahu.
Tinggalkan Putri Tirinya di Malaysia,Laudya Cynthia Bella Lepas Rasa Rindu Usai Gelar Resepsi Kedua https://t.co/OeAFwGwMeJ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 11, 2017
Warsa adalah satu dari sekian penambang pasir tradisional di sejumlah ruas Sungai Cikao yang membentang dari kaki Gunung Burangrang hingga ke muaranya, Sungai Citarum.
Sedimentasi pasir dari hulu menghasilkan pasir di dasar sungai. Apalagi, di pertengahan aliran sungai, tepatnya di kawasan Kecamatan Sukatani dan Jatiluhur, terdapat sejumlah penambangan batu.
Di ruas hilir Sungai Cikao, aliran sungai sangat tenang dengan rimbunan pepohonan di sempadannya. Kemarin, Senin (9/10/2017), sedikitnya ada lima penambang pasir tradisional.
terimakasih atas informasinya, dan jangan lupa kunjungi kami di http://kapsulgamatemaswalatra.com/obat-herbal-stroke/
BalasHapus