Rabu, 11 Oktober 2017

Kisah Penambang Pasir di Sungai Cikao, Pasir dari Dasar Sungai Dikeruk Manual

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNJABAR.CO.ID, PURWAKARTA- Pagi-pagi sekali, Warsa (48) warga Desa Hegarmanah, Kecamatan Babakan Cikao, sudah melepas tali pengikat perahu ke pohon di pinggiran Sungai Cikao yang bermuara ke Sungai Citarum.

Ia membawa ember kecil yang sebagian dari diameternya sudah dipotong.

Ember itu kemudian dipasangi tongkat keras dengan panjang tidak lebih dari tiga meter. Embernya disimpan di perahu sampan yang ia beli Rp 2 juta sekitar tiga tahun lalu.

Sebelum sinar matahari terasa lebih panas, ia menyusuri aliran Sungai Cikao yang airnya berwarna kecoklatan.

Di beberap titik, ia melepas jangkar perahu. Ia berdiri kemudian memasukkan tongkat ember itu ke dasar sungai, menggerak-gerakan tongkatnya kemudian diangkat. Pasir tersimpan di ember kemudian dialihkan ke badan perahu.

Warsa adalah satu dari sekian penambang pasir tradisional di sejumlah ruas Sungai Cikao yang membentang dari kaki Gunung Burangrang hingga ke muaranya, Sungai Citarum.

Sedimentasi pasir dari hulu menghasilkan pasir di dasar sungai. Apalagi, di pertengahan aliran sungai, tepatnya di kawasan Kecamatan Sukatani dan Jatiluhur, terdapat sejumlah penambangan batu.

Di ruas hilir Sungai Cikao, aliran sungai sangat tenang dengan rimbunan pepohonan di sempadannya. Kemarin, Senin (9/10/2017), sedikitnya ada lima penambang pasir tradisional.

Let's block ads! (Why?)



1 komentar:

  1. terimakasih atas informasinya, dan jangan lupa kunjungi kami di http://kapsulgamatemaswalatra.com/obat-herbal-stroke/

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search