Selasa, 10 Oktober 2017

Kisah Perjuangan Warga Pelosok Mencari Kesehatan, Bertaruh Nyawa Demi Terselamatkan

DI BALIK keluhan pemilik akun facebook Rizky Lumoss mengenai lemahnya pelayanan kesehatan di Pulau Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar beberapa waktu lalu, terkuak kisah yang memilukan. Bukan saja orang lain, tapi pemuda yang akrab disapa Eki itu juga merasakan.

Kepada Okezone, Eki mulai bercerita. Keluhan yang diposting di sosial media hingga viral, serta sudah ditanggapi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kubu Raya, dr Berli Hamdani itu, buntut dari kekecewaannya kepada tenaga medis di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Pulau Limbung.

BERITA TERKAIT +

Ia kecewa lantaran ketika membawa mertuanya yang diserang stroke, tidak satupun petugas medis berada di tempat. Poskesdes itu kosong dan terkunci. Bukan hanya ini. Jauh sebelumnya Eki juga pernah mengalami keburukan pelayanan medis disana.

"Ini bukan kejadian pertama, terutama untuk keluarga istri saya. Sekitar 4 bulan lalu adik sepupu istri saya yang berumur 19 tahun mengeluh sakit perut yang sangat. Periksa ke Poskesdes, dikasih obat-obatan. Salah satunya Antasida. Kemudian tenaga kesehatannya langsung pergi ke kota (Pontianak)," kisahnya, Selasa (10/10).

Lalu, sakit adiknya tambah parah. Karena tenaga medis di Poskesdes Pulau Limbung sudah pergi, pihak keluarga memutuskan untuk meminta bantuan tenaga medis di desa lain. "Ternyata diagnosa penyakit adik ipar saya adalah usus terjepit atau apalah istilahnya, yang kami juga tidak mengerti," jelas Eki.

Setelah mendiagnosa, tenaga medis tersebut tidak memberi infus. Ia khawatir, karena tidak ada yang mengontrol infus nantinya. "Begitu katanya. Karena beliau juga harus turun ke Pontianak hari itu juga. Bayangkan saja sudah dua hari tidak makan dan minum, tidak juga diinfus, gimana kondisi pasien," kata Eki.

Mengingat kondisi adiknya semakin parah, pihak keluarga kembali memutuskan untuk mencari tenaga medis dari desa lain lagi. Kala itu, hari sudah malam. "Sampai jam sembilan malam kami kembali di Pulau Limbung dengan mambawa bidan dari Desa Gempar (Gunung Tamang). Dan ternyata dari bidan inilah baru kami dapat kenyataan kalau adik kami sudah kritis dan harus dibawa ke rumah sakit secepatnya," jelasnya.

Sebelumnya

1 / 2

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search