Minggu, 03 Desember 2017

Joko Anwar angkat kisah Wewe Gombel ke ranah Asia

Sutradara Joko Anwar saat ditemui dalam acara ICAD 2016 Film Convention di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan (20/10/2016).
Sutradara Joko Anwar saat ditemui dalam acara ICAD 2016 Film Convention di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan (20/10/2016).
© Indra Rosalia /Beritagar.id

HBO Asia kembali menggunakan jasa sutradara Joko Anwar. Setelah menggarap musim pertama serial Halfworlds pada 2015, kini Joko kembali dipercaya untuk menggarap sebuah serial televisi berjudul Folklore.

Namun Joko tak akan sendirian duduk di kursi sutradara. Folklore, yang berarti "cerita rakyat", adalah sebuah antologi dengan jumlah episode belum diketahui, tapi masing-masing berdurasi satu jam. Enam sutradara dari enam negara berbeda akan membawa cerita rakyat dari negerinya masing-masing.

Selain Joko, lima sutradara lain adalah Eric Khoo (Singapura), Ho Yuhang (Malaysia), Lee Sang-woo (Korea Selatan), Pen-Ek Ratanaruang (Thailand), dan Takumi Saitoh (Jepang). Lalu apa kisah rakyat Indonesia yang akan dibawa oleh Joko Anwar?

Tentunya sutradara Pengabdi Setan tak akan membawa sosok Ibu dari film terlaris 2017 itu. Juga "demit" yang pernah ia angkat dalam Halfworlds. Sosok hantu Wewe Gombel yang akan dimunculkan dalam episode berjudul "Mother's Love."

Wewe Gombel adalah sosok hantu yang terkenal di Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Hantu jenis ini mitosnya suka menculik anak-anak yang bermain ke luar rumah pada malam hari.

Ada kearifan lokal di balik mitos ini, agar anak-anak tidak sembarangan keluar rumah saat hari mulai gelap, mengingat zaman dulu masih banyak binatang buas atau orang jahat yang beraksi di waktu malam. Namun rupanya kejadian misterius anak hilang pernah terjadi pada orang terdekat Joko Anwar.

Dilansir dari CNN Indonesia(1/12/2017), gagasan Wewe Gombel untuk Folklore sebetulnya telah ada di kepala Joko sejak lama, berangkat dari kegelisahannya soal banyak kasus kehilangan orang yang terjadi di Indonesia, termasuk kakaknya.

"Banyak anak kecil yang hilang di Jakarta. [Sebagian masyarakat] Indonesia tidak sensitif soal ini. Banyak kasus yang tak terlapor. Abang saya juga pernah hilang dan kami tidak melaporkannya meski akhirnya ia kembali dan tak mengucapkan alasan apa pun," ujar pria berusia 41 tahun itu.

"Sebagian masyarakat Indonesia masih mengira kasus kehilangan itu akan selesai dengan kembalinya orang hilang itu dengan sendirinya," lanjut Joko.

Mengenai pemain, Joko belum bicara banyak, namun akan ada sosok Siti Hafar Raihaanun Nabila, aktris berusia 29 tahun yang pernah membintangi film Salawaku (2016).

"Jujur ada yang membuat saya tertarik untuk saya casting dan memang banyak nama yang saya inginkan, tapi sosok Raihaanun cocok untuk memainkan karakter ini dikarenakan talenta yang dimiliki. Apalagi dia pintar, cantik dan bisa berperan sebagai seorang ibu," jelas Joko kepada SindoNews(1/12/2017).

Sutradara boleh kembangkan kreativitasnya sendiri

Sebagai pencetus ide serial Folklore, Eric Khoo beranggapan mitos dari Asia lebih seram dibandingkan belahan dunia lain. Maklum, kisah mengenai makhluk gaib di Asia sangat beragam dan dekat dengan dirinya sendiri.

"Saya selalu menemukan kisah dari Asia, terutama horor, lebih memiliki jiwa. Dan banyak masyarakat yang masih mempercayainya," ujar pria asal Singapura ini.

Jika Joko mengambil Wewe Gombel, Eric Khoo akan mengangkat mitos Pontianak, hantu wanita yang mirip-mirip dengan Kuntilanak dari negara kita.

"Ini berbeda dengan film horor yang lainnya karena ini sosok setan yang memang ada di Singapura. Saya pun mencampurkan beberapa legenda di Asia Tenggara agar film ini semakin horor," jelas pria berusia 52 tahun itu.

Seperti Khoo, sineas lain juga dibebaskan untuk mengembangkan sendiri kisah tersebut, bahkan menggunakan bahasa asli dan pemain dari negara mereka.

Ho Yuhang bakal menggarap kisah yang pernah diceritakan ibunya, mengenai hantu anak kecil yang dipelihara manusia. Lee Sang-woo bakal mengisahkan hantu jejaka. Sedangkan Takumi Saitoh dari Jepang akan menggarap kisah soal mitos tentang tatami, alas yang terbuat dari anyaman bambu atau kayu untuk rumah di Jepang.

Syuting Folklore akan dimulai pada Februari 2018. Jadwal tayangnya belum diketahui.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search