Sekitar bulan September, Putri, bukan nama sebenarnya, memulai kisah pencarian pasangan hidup melalui aplikasi. Ia mengetahui aplikasi pencari jodoh karena tergiur melihat keberhasilan sahabatnya yang lebih dulu mendapatkan jodoh lewat aplikasi.
"Waktu awal download aplikasi pencari jodoh, nggak ada niat sama sekali untuk serius cari jodoh di sana. Hanya untuk main-main. Apalagi saya pernah dengar kalau laki-laki di aplikasi itu banyak nggak bener. Tapi setelah kenal sama cowok saya sekarang, malah jadi punya niat untuk menjalin hubungan," tuturnya kepada kumparan, Rabu (6/12).
Putri dan kekasihnya mulai berkomitmen November 2016 lalu. Kepercayaannya sangat penuh pada lelaki yang ia temukan lewat aplikasi pencari jodoh itu. Bahkan, mereka telah membicarakan untuk lanjut ke jenjang yang lebih serius.
Internet memang telah mempermudah manusia dalam berbagai hal, salah satunya mencari jodoh. Mencari pasangan lewat aplikasi dinilai praktis. Lewat gawai, orang bisa mempromosikan diri juga memilah siapa yang dinilai sesuai.
Pencarian jodoh lewat daring juga dianggap lebih nyaman. Apalagi bagi kalangan muda yang tergolong pemalu dan sibuk. Selain itu juga dianggap mampu mengatasi rasa gugup bagi para introvert.
Nama dan wujud aplikasinya pun dibuat menarik dan mudah diunduh. Berbagai fitur yang ada dalam aplikasi pencari jodoh juga dibuat semudah mungkin digunakan oleh para penggunanya. Ditambah lagi, gratis.
Jika ada biaya yang harus dibayar, maka itu untuk menambah fitu-fitur baru agar bisa mendapat fasilitas dan pelayanan yang lebih. Misalnya untuk membeli hadiah-hadiah virtual seperti bunga atau cokelat kepada calon pasangan. Selain lewat metode pembayaran transfer, para pengguna juga bisa menonton beberapa iklan jika ingin mendapat tambahan fasilitas tersebut.
"Kami akan memberi beberapa pilihan nama kepada pengguna, mulai dari yang paling cocok hingga yang paling tidak cocok. Nama dengan persentase tertinggi didasarkan pada pilihan yang diambil oleh pengguna tadi. Misalnya, kalau ada perempuan yang mencari laki-laki tidak merokok, maka kami akan mengurutkan nama-nama yang tidak merokok," tambah Razi.
Razi juga menuturkan bahwa saat ini, kesibukan bekerja membuat tidak sedikit kalangan muda berstatus single di usia layak menikah. Ia yakin bahwa aplikasi sejenis ini akan banyak diburu masyarakat modern beberapa tahun mendatang.
"Pasangan hidup itu merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Ditambah tekanan dari orang tua dan kerabat, maka pasangan hidup dan pernikahan itu masih sangat penting dalam masyarakat Indonesia. Tetapi, sibuknya kalangan muda membuat mereka susah untuk mencari jodoh di zaman sekarang. Lewat aplikasi, mereka dimungkinkan mencari jodoh secara online, gampang dan ringkas, tetapi mereka tetap bertemu secara offline," tutup Razi.
Bisa dibilang, sistem yang diterapkan dalam beberapa aplikasi pencari jodoh sebetulnya sudah ada sejak dulu. Masih ingat fenomena mak comblang, bukan? Namun, perbedaannya terletak pada kepada siapa urusan hati itu dilempar. Jika dulu banyak orang mempercayakannya pada kerabat atau teman, maka sekarang kalangan muda single akan lebih banyak mempercayakannya pada kecerdasan buatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar