SINGAPURA, (PR).- Anda penggemar kisah detektif Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle? Maka jangan lewatkan Miss Sherlock, cerita sang detektif dalam wujud perempuan dengan latar belakang Kota Tokyo, Jepang.
Dikemas dalam judul Miss Sherlock, aneka misteri akan dipecahkan dalam delapan episode yang masing-masing berdurasi satu jam.
Serial Miss Sherlock adalah serial drama pertama HBO Asia dalam bahasa Jepang. Serial yang akan tayang April 2018 ini merupakan hasil produksi bersama antara HBO Asia dan Hulu di Jepang.
Serial ini akan tayang perdana di lebih dari 20 negara sebagai penghormatan kepada Sir Arthur Conan Doyle dengan penekanan pada karakter ikonik, Sherlock Holmes dan Dr John Watson.
Serial Miss Sherlock menyuguhkan setting suasana modern Tokyo masa kini dengan dua karakter utamanya dua perempuan Jepang yaitu Dr Wato Tachibana (Shihori Kanjiya) dan Sara Shelly Futaba (Yuko Takeuchi). Karakter Dr Wato adalah ahli bedah yang baru kembali dari misi sebagai relawan dokter di Syria, sedangkan Sara Futaba adalah konsultan investigasi untuk kepolisian yang memecahkan kasus-kasus aneh dan sulit.
Mereka memecahkan berbagai misteri dengan observasi luar biasa dan keahlian yang cerdas ala Miss Sherlock.
Mengidolakan Benedict Cumberbatch
Di peluncuran Miss Sherlock pada 25 tahun HBO Asia di Singapura, Kamis 30 November 2017, pemeran Sara Futabe, Yuko Takeuchi mengungkapkan, dia merasa terhormat bisa bergabung di serial Miss Sherlock. Yuko mengaku, dia membaca buku dan menonton sejumlah versi Sherlock Holmes di televisi dan layar lebar. Favoritnya adalah kisah Sherlock Holmes yang diperankan Benedict Cumberbatch.
"Untuk Miss Sherlock, ceritanya sudah diadaptasi lagi agar bernuansa perempuan. Saya menyukai kisah Sherlock Holmes terutama yang dimainkan Benedict Cumberbatch, tapi selama shooting Miss Sherlock saya berhenti menontonnya agar tidak terpengaruh," tutur Yuko.
Menurut Yuko, dia merasa beban ketika harus bermain dalam kisah yang sudah terkenal. Apalagi, terdapat perbedaan kultur yang ditampilkan. Di buku, Sherlock digambarkan di Inggris, sedangkan Miss Sherlock di Jepang.
"Saya dan Shihori mungkin tidak akan bisa memuaskan banyak orang, terutama penggemar Sherlock Holmes. Akan tetapi, kami berusaha yang terbaik," ujar Yuko.
Membangun chemistry
Sementara itu, pemeran Dr Wato, Shihori Kanjiya menyebutkan, dia dan Yuko pernah berakting bersama pada proyek film pendek sepuluh tahun lalu. Di Miss Sherlock mereka membangun chemistry lagi tapi tidak sulit karena sudah saling kenal.
"Pada Miss Sherlock kami banyak menghafal dialog panjang bersama. Saya dan Yuko juga bersama-sama membangun karakter Sherlock Holmes dan Dr John Watson dalam wujud dua perempuan," ujar Shihori.
Representative Director and President of Hulu Japan Holdings Hiroyuki Oho mengungkapkan, dia percaya diri dengan konten yang ditawarkan. Saat ini perempuan di Jepang sangat powerful dan independen. Mereka membangun hidup dan identitas, seperti yang ditunjukan pada dua karakter Miss Sherlock.
"Jika dibandingkan dengan kisah Sherlock Holmes yang lain, perbedaannya tentu dari karakter perempuan. Selain itu, setting ceritanya yang berlatar belakang di Tokyo, Jepang. Kami berharap Miss Sherlock bisa disukai pemirsa," ujar Hiroyuki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar