Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kisah Mas Tazul Munir, pria yang disebut sebagai manusia kayu asal Kayong Utara nampaknya perlu perhatian lebih dari pemerintah.
Saat ditemui dirumah anak angkatnya kawasan Jalan Askod Pontianak Timur, Kota Pontianak, ia pun tampak terbaring dibagian belakang rumah disamping pintu.
Badannya yang kurus membungkus tulang pun perlahan mulai tampak kepemukaan kulit.
Baca: Manusia Kayu Asal Kayong Utara Ternyata Masih Bisa Berhubungan Suami-Istri
Hanya kacamata dan dua buah tongkat kayu kecil menjadi alat untuk Munir, pria berusia 56 tahun beraktivitas selalu dibantu istri dan keluarga.
Menurut Munir, kisah hidupnya diwaktu muda, bisa disebut nakal.
Awal menikah di umur 18 tahun, ia harus banting tulang ikut bekerja di pelabuhan, dengan berat badan saat itu 53 kg, harus memikul beban 100 kg lebih.
Belum lagi resiko yang bisa saja menghadang, saat membawa beban dari motor air ke pelabuhan melewati papan sekeping, dengan jarak tempuh 50 meter ke tempat tujuan.
"Saya dapat penyakit awal tahun 94 bulan 4 tanggal 24. Dulunya suka mabuk-mabukan diterminal, akhirnya pada jam 12 lewat saat pulang ke rumah dan pergi lagi ke daerah Sukabangun menabrak anjing. Anjing mati dan saya pun terpental, saat masuk rumah sakit berjalan pun sudah tidak normal," terang Munir memulai cerita sehingga tubuhnya mengeras menjadi kayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar