Ia seharinya berada di rumah panggung dengan ukuran 1,5×2 meter dengan kondisi reyot yang terlihat memprihatinkan. Terkadang Indo Tuo pun harus tidur di bawah kolong rumah ketika suasana hati anak semata wayangnya tidak bersahabat.
Foto: Zulkipli Natsir/detikcom |
Tang (30), harus menjadi tanggungan Indo Tuo karena kondisinya yang mengalami keterbelakangan mental sejak kecil, ditambah dia sempat mengalami trauma karena peristiwa pemerkosaan yang dialaminya.
Tang kerap membantu tetangga ketika musim panen tani seperti padi dan cabe. Dia pun kerap mengambil memetik buah cokelat yang sudah matang dari pohon milik tetangganya. Kemudian ia diberi imbalan 5 hingga 10 ribu kepada pemilik.
Foto: Zulkipli Natsir/detikcom |
Kepada detikcom, salah satu tetangga Indo Tuo, Kurniati mengungkapkan perasaan iba, namun sayang keduanya tidak mau diajak tinggal serumah dengannya.
"Di kampung ini sebenarnya semua punya hubungan keluarga sama Indo Tuo, tapi dia tidak mau diajak tinggal serumah, mungkin karena dia tidak mau dianggap menyusahkan, jadi kami buatkan rumah kecil saja seperti itu dan kerap membawakan makan," ungkap Kurniati saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (6/1/2018).
Foto: Zulkipli Natsir/detikcom |
Indo Tuo ketika masih bisa berjalan, ia kerap mengumpulkan dan menjual daun-daunan di pasar. Daun yang dijual Indo Tuo kepada para pedagang sebagai pembungkus ikan.
Namun kini, karena usianya terus bertambah dengan kondisi renta, dia tak bisa lagi berjalan jauh.
(fai/fai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar