Minggu, 21 Januari 2018

Kisah Nenek Saorah yang Tinggal Sendiri di Gubuk Lusuh

Pangkep - Seorang nenek yang umurnya diperkirakan 80 tahun, Saorah, tinggal sendiri di gubuk di tepi kali selama 10 tahun terakhir. Tepatnya ia tinggal di lingkungan Jennae, Kelurahan Kassi, Kecamatan Balocci, Pangkep, Sulawesi Selatan.

Di dalam gubuknya yang berukuran 2x3 meter, hanya terdapat sebuah tungku buat memasak dan tumpukan kain. Selain itu terlihat beberapa makanan pemberian orang yang iba padanya.

Saat air sungai meluap kala hujan, gubuknya tergenang. Nenek malang ini tetap kekeh bertahan, walau harus meringkuk kedinginan.

Istri dari Daeng Bado yang telah meninggal 15 tahun lalu ini, memiliki tiga orang anak. Namun, ia memilih hidup di gubuknya yang lusuh walau tanpa ada listrik dan kasur untuk ia rebahi.

Tepat di seberang jalan, sebuah rumah milik anak lelaki sulungnya berdiri. Tiap kali ditanya untuk pindah, entah kenapa, Saorah hanya menggerutkan dahi sambari menggeleng.

"Lebih baik loncat ke sungai dari pada harus tinggal bersama anak saya," kata Saorah dengan bahasa Bugis.

Untuk berkomunikasi dengannya, butuh suara yang keras dengan isyarat tangan, karena pendengarannya juga sudah terganggu. Meski begitu, ucapan Saorah masih sangat jelas meski suaranya juga terkadang serak.

Kisah Nenek Saorah yang Tinggal Sendiri di Gubuk Lusuh

Meski tak lagi bisa berdiri akibat tumor di kakinya, namun Saorah masih bisa mempersiapkan segala kebutuhan dirinya. Seperti mengambil air untuk membilas bahkan juga memasak.

Saat dikunjungi, Saorah tidak sendiri, ia kebetulan bersama Syamsiah, seorang cucu dari keponakannya yang selama ini merawatnya. Selain membawa makanan, Syamsiah juga membantunya mengganti baju.

"Dia masih sering masak dan menimba air di sungai untuk kebutuhannya sendiri. Pernah malah dia jatuh, untung ada yang melihat," kata Syamsiah.

Sejak videonya viral di media sosial beberapa hari lalu, pejabat pemerintah setempat sudah datang berkunjung. Mulai dari lurah, hingga Wakil Bupati Pangkep. Syamsiah mengaku, pemerintah akan membangunkan rumah buat Saorah.

"Saya sudah meminta, agar rumahnya nanti dibangun dekat rumah saya. Biar saya bisa setiap saat merawatnya. Susah juga kalau jauh begini," ucap Syamsiah.

Selain minta dibangunkan rumah yang layak, Syamsiah juga berharap agar Pemerintah sudi mengobati penyakit yang membuat Saorah tidak bisa lagi berdiri.

"Nenek ini sangat kuat, tapi sejak tidak bisa berdiri karena penyakit tumornya ia tidak bisa ke mana-mana. Saya harap juga bisa diobati sama Pemerintah," ujarnya.
(asp/asp)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search