BUKU adalah jendela dunia. Bahkan ketika sebuah buku itu sudah dianggap tidak lagi bagus, benda tersebut masih berguna bagi mereka yang membutuhkan. Demikian yang ada di benak para tukang sampah di Distrik Cankaya, Ankara, Turki.
Beberapa orang tukang sampah itu mendirikan perpustakaan dengan buku-buku yang sebenarnya sudah dibuang oleh pemilik aslinya. Mereka memungut buku itu dari jalanan atau bahkan tempat-tempat sampah. Perpustakaan itu lantas digunakan untuk kepentingan pribadi dan keluarga.
Ketika koleksi buku makin bertambah, di saat bersamaan kisah mengenai perpustakaan itu menyebar dari mulut ke mulut. Warga setempat kemudian tergerak untuk menyumbangkan buku-buku yang dianggap sudah tidak terpakai lagi.
Melihat banyaknya koleksi buku, Departemen Sanitasi lantas membuka perpustakaan itu untuk umum. Salah satu tukang sampah, Serhat Baytemur, mengaku tidak menyangka bahwa dirinya akan mendirikan perpustakaan dari buku-buku bekas.
"Sebelumnya, saya hanya berharap memiliki perpustakaan di rumah. Sekarang kami punya perpustakaan di sini dan itu sangat baik. Saya ingin membaca semua buku ini," ujar pria berusia 32 tahun itu, melansir dari Oddity Central, Minggu (21/1/2018).
"Di satu sisi, ada orang yang meninggalkan buku-buku ini di jalanan. Di sisi lain, ada yang mencari-cari buku ini. Kami mulai mendiskusikan ide untuk mendirikan perpustakaan dari buku-buku ini. Dan ketika semua orang mendukungnya, proyek ini berhasil," urai Wali Kota Cankaya, Alper Tasdelen.
Perpustakaan itu kini dipenuhi oleh 6.000 buku koleksi yang terdiri dari berbagai bidang, dari literature hingga nonfiksi. Bagian yang paling populer dari perpustakaan itu adalah bagian anak-anak yang diisi oleh komik. Pengelola tidak lupa menyediakan satu seksi khusus untuk buku-buku ilmu pengetahuan.
Buku-buku bahasa asing juga tidak lupa disertakan dalam bahasa Inggris dan Prancis untuk mengakomodasi pengunjung dari luar negeri. Bagian yang kosong di Departemen Sanitasi itu kini sudah berubah menjadi rumah bagi buku-buku bekas yang ditinggalkan pemiliknya.
Kantor Pusat Departemen Sanitasi itu memiliki sebuah koridor panjang sehingga cocok untuk dipakai sebagai perpustakaan. Buku-buku koleksi itu bisa dipinjam untuk dua minggu dan dapat diperpanjang jika dibutuhkan. Pemerintah Distrik Cankaya bahkan mempekerjakan pustakawan profesional untuk mengelola perpustakaan.
"Ketika kami memulainya, ada banyak sekali rak tetapi tidak cukup banyak buku. Saya sendiri cukup gugup karena takut rak-rak itu tidak akan penuh. Saya melihat ke rak dan berkata pada diri sendiri, 'Kami butuh sedikitnya 3.000 buah buku.' Lalu rak-rak itu penuh dengan cepat dan kami sekarang malah kewalahan," ujar Kepala Sumber Daya Manusia Pemerintah Kota Cankaya, Sema Keskaya.
Sejak dibuka pada September 2017, koleksi buku di perpustakaan itu sudah melebihi kapasitas yang ada. Akhirnya beberapa buku disumbangkan ke sekolah-sekolah, program-program pengajaran, dan juga ke penjara. Alpar Tasdelen mengklaim guru-guru dari desa-desa di Turki menginginkan buku-buku di perpustakaan tersebut.
Anak-anak dari pegawai pemerintah kota dan pelajar biasa memenuhi perpustakaan tersebut. Pihak pengelola menyediakan tempat khusus untuk membaca yang harus hening dan juga area bermain. Perpustakaan itu cukup populer di kalangan pengendara sepeda yang biasa beristirahat demi menikmati secangkir teh.
(war)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar