Selasa, 09 Januari 2018

Peluit Parkir dan Kisah Bang Jack Dirikan Sekolah Gratis

JIKA melintasi Jalan Raya Majalaya-Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, coba melaju sekira 200 meter ke dalam. Carilah Gang Tumaritis, di Kampung Babakan Loa, RT 3 RW 12, Desa Rancaekek Kulon. Di sana Anda akan menemukan proyek pembangunan sekolah yang hampir rampung. Di situlah cerita inspiratif ini berpusat.

Namun hati-hati. Meski jalan sudah dibeton, jalurnya tidak cukup untuk dilalui kendaraan roda empat. Bahkan, sekira 20 meter menuju proyek sekolah, jalan kian menyempit dan hanya cukup untuk lalu-lalang dua sepeda motor.

BERITA TERKAIT +

Sementara di depan sekolah, secuil lahan tersisa hanya cukup untuk parkir 6-10 sepeda motor. Itu pun jarang dipakai. Gedung sekolah sendiri, berdiri lebih tinggi sekira setengah meter dari jalan.

Ini Juru Parkir Unpad yang Mampu Dirikan Sekolah Gratis di Desa Babakan Loa BandungSekolah RA Nafilatul Husna yang Didirikan Undang Suryaman Alias Bang Jack (foto: Oris Riswan/Okezone)

RA Nafilatul Husna, demikian nama yang disematkan Undang Suryaman kepada bakal sekolahnya. Bukan sembarang sekolah, Undang, yang akrab disapa Bang Jack ini, membangun taman kanak-kanak itu untuk membantu masyarakat di sekitarnya mengenyam pendidikan.

"Saya bilang sama orangtua dulu, ketika sudah besar nanti, saya bakal punya kegiatan di bidang pendidikan. Jangan sampai orang sulit untuk mengenyam pendidikan seperti saya dulu, apalagi kalau alasannya karena kesulitan ekonomi," tutur Undang, saat dikunjungi Okezone belum lama ini.

Cita-cita Undang kini mulai terwujud. Namun perjalanan menggapainya amatlah terjal berliku.

Bagaimana tidak, sejak 1992 Bang Jack hanya bekerja sebagai petugas parkir di Universitas Padjadjaran (Unpad), tepatnya di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom). Nama Bang Jack pun disematkan para mahasiswa kepada Undang. Soal nama itu, ia mengatakan tidak ada artinya. Nama itu diberikan para mahasiswa agar lebih enak disebut dan terdengar akrab.

"Tapi, alhamdulillah akhirnya orang-orang lebih kenal dengan nama Bang Jack sampai sekarang," ucapnya.

Penghasilan Undang sebagai juru parkir tentu tidak tetap. Setiap hari pria 41 tahun itu menyisihkan sedikit dari pendapatannya untuk modal membangun sekolah. Tapi, karena kondisi ekonomi yang pas-pasan, uang yang dikumpulkan seringkali terpakai.

Ini Juru Parkir Unpad yang Mampu Dirikan Sekolah Gratis di Desa Babakan Loa BandungSekolah RA Nafilatul Husna yang Didirikan Undang Suryaman Alias Bang Jack (foto: Oris Riswan/Okezone)

Akhirnya, baru pada 2012 ia nekat untuk mendirikan sekolah. Bermodal uang Rp300 ribu yang dikumpulkan dengan susah payah, Undang membuka taman pendidikan Alquran (TPA) di masjid dekat rumahnya.

Uang yang dimilikinya saat itu digunakan untuk membeli peralatan TPA, mulai dari buku Iqra hingga alat tulis. Ia pun sempat kesulitan mendapatkan murid yang ingin belajar. Itu tak lain karena Undang yang tidak punya latar belakang sebagai tenaga pendidik. Apalagi, jika melihat profesi Undang sebagai seorang tukang parkir dengan kehidupan yang pas-pasan. Cibiran pun sering didapatkan saat ia ingin mewujudkan mimpinya memiliki sekolah.

"Kalau saya mah (dicibir) sudah makanan sehari-hari. Bahkan di awal-awal ada yang bilang sekolah saya sekolah odong-odong karena enggak punya izin dan tempatnya numpang di masjid. Saya cuma balasnya dengan senyum aja," ujarnya.

Sebelumnya

1 / 7

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search