Rabu, 12 April 2017

Kisah Bocah SD yang Hidup dengan Dua Kelamin

Daerah

BUTUH BANTUAN. Diko Kurniawan bersama sang ayah, Rahmad Muhammad Ali bertandang ke kantor Harian Rakyat Kalbar, Senin (10/4) sore. ZAINUDDIN

Diko Kurniawan tampak girang tiba di dapur redaksi Harian Rakyat Kalbar, Graha Pena Equator, Senin (10/4) sore. Di balik senyum polosnya, ternyata bocah berusia tujuh tahun itu menderita penyakit kelainan seperti kelamin ganda.

Deska Irnansyafara & Iman Santosa, Pontianak

Ayah Diko, Rahmad Muhammad Ali, 40 ngos-ngosan ketika sampai di lantai tiga Graha Pena Equator. "Saya mau ketemu wartawan di kantor ini," kata Ali sambil menenteng tas hitamnya, kemarin. Kebetulan, di area tunggu depan ruang redaksi Rakyat Kalbar, lima wartawan sedang berkumpul. "Saya mau minta tolong, supaya koran ini membantu memberitakan rencana operasi anak saya," sambung Ali.

"Boleh Pak. Kita wawancara di Gold Meeting Room," sahut wartawan.  Kepada awak redaksi koran ini, Ali menceritakan kisah perjuangan anaknya yang menderita penyakit kelamin ganda. "Diko sudah dua kali operasi. Kali ini, operasi yang ketiga," kata Ali mengawali percakapan.

"Biaya operasi sudah ditanggung pemerintah, tapi saya dan keluarga perlu bantuan masyarakat untuk biaya pacsa operasi," timpalnya. Lahir secara prematur, Diko terlihat seperti bayi pada umumnya. Namun memasuki usia tujuh bulan, ada sesuatu tak lazim di tubuh bocah yang kini duduk di kelas 1 Sekolah Dasar (SD) di Pontianak itu.

"Ada kelamin pria, ada juga kelamin perempuan. Saya terkejut, Diko lantas saya bawa periksa ke dokter di Pontianak. Oleh dokter, Diko disarankan untuk melakukan operasi di Jakarta," cerita Ali. Tahun 2012 lalu, untuk pertama kalinya Diko dioperasi. Operasi pertama itu bertujuan menganalisa gen. Setelah dikromosom, dokter berkesimpulan, Diko lebih banyak memiliki gen laki-laki ketimbang perempuan. "Hasil analisa, Diko tidak mempunyai rahim," ucap Ali.

Operasi pertama, seluruh biaya ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Kota (Jamkesko). Merasa tidak memiliki harta, untuk keperluan hari-hari selama di Jakarta, Ali lantas membuat proposal guna mencari bantuan biaya. "Alhamdulillah waktu itu dibantu Pemkot Pontianak, lewat Pak Sutarmidji," kenangnya.

Setelah operasi analisa jenis kelaminnya, tiga tahun kemudian, Diko harus melakukan operasi kembali untuk memperbaiki saluran kencingnya. "Waktu itu operasi dilakukan di RSUD Soedarso," katanya. Usai operasi kedua, Diko tumbuh dan berkembang. Tak ada tanda-tanda aneh sepanjang pertumbuhannya. "Dia anak yang aktif bermain layaknya anak-anak pada umumnya," kata Ali.

Namun sudah sepekan terakhir ini, ada hal yang mencurigakan. Kencing Diko tak lagi keluar dari 'pistol' melainkan dari alat vital perempuannya. Padahal, pada operasi kedua, kelamin perempuannya sudah ditutup dokter.

"Saya lihat ada yang berubah, dia kencing tidak dari penisnya. Tapi dari lubang perempuannya," beber Ali. Bahkan, Senin (10/4) pagi, pembuangan air kecil Diko masih melalui alat vital perempuannya. Sontak, kejadian itu membuat Ali resah. Ia langsung menemui dokter untuk berkonsultasi. Setelah konsul, diketahui bahwa terjadi kebocoran, jahitan yang pernah dioperasi sebelumnya terlepas.

"25 April 2017, Diko harus dioperasi lagi. Selain penutupan alat kelamin perempuan, dokter juga ingin menurunkan buah zakarnya," curhat Ali.  Rencananya, 24 April mendatang, Diko sudah harus mendapat perawatan di rumah sakit. Biaya operasi telah ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Pontianak. Namun, oleh karena sudah setahun terkahir ini tidak bekerja, Ali sebagai ayah merasa resah.

"Saya khawatir biaya kebutuhan selama menjalani masa perawatan pasca operasi. Seperti obat-obatan yang tidak ditanggung. Makanya saya dan keluarga ingin mencari donatur yang berbaik hati," ucapnya. Selama Ali diwawancarai koran ini, Diko terlihat bergembira bermain dengan wartawan Rakyat Kalbar lainnya. Sesekali dia berlari di seputaran area dapur redaksi. Bahkan, bocah itu sibuk bermain gadget milik ayahnya.

"Saya tidak punya pilihan. Karena harus bertanggungjawab sebagai orangtua, meskipun harus mencari galangan dana, saya terus ikhtiar. Operasi ini sangat perlu untuk masa depan Diko," ujar Ali. Melalui Harian Rakyat Kalbar, kata Ali, ia memohon doa dari masyarakat Kalbar untuk kelancaran operasi yang bakal dijalani anaknya. "Saya juga berterima kasih kepada BPJS Pontianak, yang telah membantu proses ini," ucapnya.

Sementara itu, Diko mengatakan, ingin sembuh dari penyakit yang dialaminya. "Mudah-mudahan, banyak orang yang bisa membantu ayah. Diko sayang ayah dan ibu," kata sambil tersenyum. Kepada masyarakat Kalbar di mana pun berada, bagi yang ingin membantu Diko Kurniawan, dapat menghubungi ayah kandung Diko, di 082148839071 atau kirimkan donasi ke Bank Mandiri atas nama Rahmad Muhammad Ali di Nomor 14600102730970 (*)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search