Pascaaksi demo disertai insiden pengerusakan oleh ratusan massa, pemilik sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Ulul Azmi itu belum juga berani pulang ke rumah.
Untuk kembali ke Dusun Tanggung, Desa Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Kiai Zamroji begitu biasa disapa masih berfikir panjang. Salah satunya keselamatan keluarga.
"Kami belum berani pulang. Apalagi rumah masih disegel. Disana diberi tulisan pokok minggato (minggat red). Kami sekeluarga diusir," tutur Zamroji lirih kepada Koran SINDO Senin (19/2/2018). Berbaju motif garis garis, bercelana gelap dan peci hitam, Zamroji terlihat tenang. Sepintas raut mukanya seperti orang tidak dirundung masalah.
Padahal demo massa yang mendakwanya mengajarkan kesesatan, Zamroji nyaris tidak memiliki apa apa. Keluarga ini keluar rumah hanya berbalut pakaian di badan. Kemudian sejumlah uang tunai yang hanya cukup untuk menyambung hidup beberapa hari. Seluruh aset pencahariannya, yakni kolam ikan gurami tidak terurus di Trenggalek.
Namun kedua mata Zamroji mendadak berkaca kaca saat ditanya bagaimana caranya makan dan memenuhi kebutuhan sehari hari lainya?. Dia terdiam. Sebentar menundukkan kepala serta beberapa kali menarik nafas berat.
"Dari uluran orang orang yang merasa kasihan," jawabnya lirih nyaris tidak terdengar. Dia bercerita, pascainsiden dia berkeliling, mencari tempat yang dirasa aman bagi keluarganya. Dengan roda empat pinjaman pilihannya jatuh ke wilayah Kediri. Selain cukup jauh dari Trenggalek, Zamroji memiliki filosofis tersendiri dengan nama Kediri, yakni ke diri sendiri.
Didemo dan Diusir dari Rumah
Unjuk rasa disertai insiden kekerasan itu terjadi 19 September 2017 lalu. Sekitar pukul 15.30 WIB sore, selepas adzan salat asar berkumandang.
Tidak diketahui siapa yang menghimpun dan menggerakkan, kurang lebih 400 orang mendatangi rumah Kiai Zamroji. Massa tumpah ruah di jalan dan pelataran rumah yang satu komplek dengan ponpes.
Mulai mengajarkan kesesatan, melakukan praktik perdukunan, tidak hormat pada kiai hingga membakar kitab suci Alquran, dituduhkan semua ke Zamroji.
Massa menuntut Zamroji menghentikan seluruh aktifitas keagamaanya. Awalnya hanya berorasi. Namun kemudian memaki maki sambil berteriak "Usir Zamroji sekeluarga dari Dusun Tanggung".
Diiringi takbir dan salawat beberapa butir telur busuk dilemparkan. Juga sejumlah batu dan potongan kayu. Beberapa diantaranya terlihat mengenakan atribut salah satu ormas.
Mungkin mencari Zamroji, sejumlah pendemo menerobos masuk ke dalam rumah. Di dalam mereka hanya menemukan sejumlah santriwati yang bersembunyi ketakutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar