Rabu, 07 Februari 2018

Manis Romantis Kisah Percintaan Remaja 90-an Dalam 'Dilan 1990'

Berbagai gombalan manis bertajuk ramalan, begitu ringan terlontar dari Dilan ke Milea.

Muvila.com – Penulis: Iwan Tantomi

Tak ada yang menduga jika kini novel Dilan 1990 banyak dibicarakan. Bukan berarti sebelumnya tak tenar. Novel karya Pidi Baiq ini bahkan telah menyabet gelar best-seller sebelumnya. Mungkin lebih tepatnya, kini pamor Dilan 1990 meledak di pasaran, setelah sukses difilmkan dengan judul yang sama.

Seperti halnya pembaca fanatiknya, penonton film Dilan 1990 pun begitu memenuhi seisi bioksop. Siapa kira, jika peminatnya ternyata bukan hanya pembaca novelnya, melainkan hampir semua kalangan, tua atau muda, generasi zadul atau milenial. Semua bersenda gurau bersama, menikmati kisah manis Dilan dan Milea.

Cerita romantis Dilan, remaja badung dengan tampilan anak SMA 90-an, bermula saat ia dinarasikan oleh Milea. Siswi baru pindahan dari Jakarta. Dengan suasana pagi hari di kota Bandung, Milea yang sedang berjalan menuju sekolah tiba-tiba langsung dihampiri oleh Dilan.

Berbagai gombalan manis bertajuk ramalan, begitu ringan terlontar dari Dilan ke Milea. Meski hanya disambut penuh tanda tanya oleh Milea, tetapi tak menampik karisma Dilan, bak coverboy di eranya.

Namun, Dilan bukanlah anak basket di sekolah yang kerap diidam-idamkan. Ia juga bukan coverboy yang cenderung playboy. Namun, ia adalah anak motor yang lebih lekat dikenal sebagai bad boy. Seorang panglima perang geng motor antar SMA yang ada di Kota Kembang.

Inilah yang sempat disangsikan oleh mayoritas fans berat Dilan. Apakah mungkin Iqbaal Ramadhan, yang notabene lekat dengan image: boyband, mampu memerankan sosok yang laki banget seperti Dilan?

Di luar dugaan, Iqbaal ternyata mampu menjadi sosok yang rupawan, luwes dalam percakapan, sedikit tengil, juga romantis. Bumbu rayuan gombal Dilan khas Pidi Baiq dalam setiap dialognya, kian meneguhkan hati banyak penggemar, jika Iqbaal sejatinya adalah sosok yang tepat sebagai Dilan.

Berkatnya, karakter Dilan menjadi terasa segar. Bukan hanya gombalan kosong, Iqbaal juga mampu menyajikan mimik, gimik, juga ekspresi ketengilan yang begitu jenaka. Senyumnya, lirikannya. Ah! Mampu membuat penonton-penonton perempuan histeris karenanya.

Begitu pula dengan Vanesha Prescilla, ia mampu memerankan karakter Milea yang polos, imut, juga begitu memikat Dilan. Ia pun dikisahkan ditaksir banyak lelaki, termasuk Kang Adi, guru les privatnya, yang diperankan oleh Refal Hady.

Sekalipun ini film drama romansa, tetapi Dilan 1990 juga sukses menampilkan problem anak SMA 90-an. Aksi badung, hingga tawuran antar geng motor menjadi salah satu adegan yang tak luput ditampilkan. Bahkan, kerasnya watak Dilan juga ditampilkan saat ia menghajar guru BP, yang diperankan Teuku Wikana, lantaran sikap yang kurang terpuji pada muridnya.

Meskipun nuansa film ini dibikin serupa era 90-an, akan tetapi ada beberapa elemen yang justru terkesan dipaksakan. Seperti efek angin berlebihan yang menerpa rambut Milea, hingga tone warna yang kurang pas untuk merepresentasikan film lawan.

Namun begitu, secara keseluruhan film berdurasi 2 jam ini cukup menghibur. Nyaris mampu menimbulkan interaksi kuat dengan penonton. Apalagi buat pasangan muda-mudi, rasanya Dilan 1990 ini menjadi referensi menarik untuk memikat hati pujaan hati dengan balutan kata-kata puitis nan romantis.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search