
Dikutip dari buku 'Diet Enak ala Vegetarian' yang ditulis oleh Drs Susianto, dr Hendry Widjaja, MARS dan Helda Mailoa, SST Gizi, diet vegan adalah vegetarian murni yang hanya mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, sayur dan buah. Kelompok ini sama sekali tidak mengonsumsi makanan hewani seperti daging ternak, daging unggas, ikan, susu, telur dan produk olahannya.
Mau coba jadi vegan tapi belum benar-benar menjalankannya? Yuk simak kisah mereka yang pernah dan bahkan konsisten menjalankannya.
Kisah pertama datang dari Sumayyah (20), yang pernah menjadi vegan untuk menjalankan program menurunkan berat badannya. Ia menjalani hal tersebut selama seminggu dan mengaku berhasil mendapatkan tujuan dari diet tersebut.
"Rasanya jadi lebih enak badannya, lebih sehat, enggak gampang sakit, lebih enteng juga karena turun 6 kg," tuturnya.
Namun, ia tidak melanjutkan diet vegannya karena rutinitas yang ia jalani cukup padat sehingga ia tidak berani untuk melanjutkannya. Alasannya, ia takut asupan energi yang ia dapatkan kurang terpenuhi.
Di usia yang sudah menginjak 41 tahun, seringkali ketika berjumpa dengan teman-teman alumni sekolah atau kampus dan mereka mengatakan, 'astaga, Karim kok tetap awet muda ya',"Karim Taslim |
Selanjutnya adalah Assa (21), yang pernah memutuskan menjadi vegan. Ia mengungkap alasan yang menggugah hatinya untuk menerapkan diet tersebut lebih dikarenakan rasa ingin tahunya mencoba hal-hal baru saat libur kuliah menghampiri. Niat awal hanya berjalan dua bulan saja, ia malah ketagihan hingga berjalan selama hampir enam bulan.
"Ya akhirnya gue coba-coba buat jadi vegan, karena salah satu hobi gue adalah weight-lifting, gue penasaran gimana perbedaanya asupan makan daging dan non daging terhadap performa gue,"
Pertamanya, ia merasakan kesulitan, terutama ketika sedang pergi ke mal bersama teman-temannya. Ia harus memastikan makanan yang dikonsumsinya benar-benar tidak mengandung produk hewan. Tak hanya itu, ia merasakan pusing dan lemas saat masa-masa awal.
"Selang beberapa lama udah B aja. Badan gue berasa lebih enteng (mungkin sugesti), berat badan gue turun drastis, gue jarang banget sakit (flu, demam, dll). Tapi jeleknya ketika gue lagi latihan porsi beban gue turun dan sering keram," ungkapnya.
Ia pun memutuskan untuk berhenti menjadi vegan karena merasa badannya mengecil. Selain itu, ia juga mendengar anjuran dari ibunya yang juga seorang dokter bahwa ada beberapa nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan hanya berasal dari daging.
Jansen Ongko, M.Sc, R.D, seorang ahli gizi, memang pernah mengungkapkan perbedaan antara sumber makanan hewani dan nabati, salah satunya dari segi protein. Hal itu terletak dari kelengkapan asam amino yang ada dari kedua sumber protein tersebut. Asam amino sendiri berpengaruh pada proses penyerapan protein.
"Kalau dari daging ayam saja sudah memenuhi kebutuhan asam amino protein harian, kalau nabati dia harus mengonsumsi beberapa sumber protein nabati," jelas Ketua Umum Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) tersebut.
Karena itu, pria yang aktif menjadi pembicara di bidang nutrisi ini mengatakan hal ini dapat disiasati dengan tidak hanya mengonsumsi satu sumber protein nabati saja, namun dari beberapa sumber protein nabati yang sekaligus.
Sumber protein nabati tersebut di antaranya bisa didapatkan dari polong-polong, jamur, dan sumber lainnya. Semua tergantung dari pintar-pintarnya si vegetarian atau vegan dalam mengatur menu hariannya agar tetap sehat dan memenuhi nutrisi seimbang.
Terakhir adalah kisah dari Karim Taslim yang dulunya adalah seorang vegetarian selama 23 tahun sebelum memutuskan untuk menjadi vegan sejak 7 tahun terakhir.
"Pertama menjadi vegetarian di usia 11 tahun, awalnya karena alasan kesehatan. Saat itu, ada alergi terhadap seafood tertentu dan akhirnya memutuskan untuk menjadi total vegetarian. Seiring dengan perjalanan waktu, semakin merasakan manfaat vegetarian, serta semakin mendalami hal-hal yang terkait dengan vegetarian. Issue lingkungan (global warming), gizi dan kesehatan, termasuk issue animal welfare, akhirnya membuat hati saya mantap untuk beralih menjadi vegan selamanya," katanya berbagi kisah.
Ia pun mengungkap sejak remaja, kesehatan fisiknya terbilang prima, jarang ada gangguan penyakit yang parah. Dibandingkan dengan teman-teman seusianya, pemulihan fisik dari rasa lelah dan penyakit ringan, cenderung lebih cepat. Ia pun merasa lebih bisa mengolah emosi dan perasaannya.
"Di usia yang sudah menginjak 41 tahun, seringkali ketika berjumpa dengan teman-teman alumni sekolah atau kampus dan mereka mengatakan, 'astaga, Karim kok tetap awet muda ya'," ujar Karim.
"Bahkan, sejak beralih menjadi vegan, hati merasa lebih tentram dan nyaman. Ada tanggung jawab terhadap kelangsungan planet bumi yang lebih hijau dan lebih baik buat generasi mendatang, dan minimal, dengan menjadi vegan, saya pribadi merasakan ada sedikit kontribusi di dalam perjuangan tersebut," tutupnya.
Untuk menjalankan hidup menjadi seorang vegan memang gampang-gampang susah, dibutuhkan pemahaman serta informasi yang mencukupi. Jangan ragu mengonsultasikan pada nutrisionis atau dokter gizi guna menjaga kondisi tubuh tetap prima.
Kalau kamu punya pengalaman menjadi atau memang menerapkan gaya hidup sebagai vegan juga? Yuk bagikan kisahmu di kolom komentar atau bisa dengan mengirimkan kisahmu untuk dimuat di cerita pembaca.
(ask/up)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar