Kamis, 08 Maret 2018

Kisah Galau Rocker Balik Kampung

JARANGNYA film yang mengangkat seni dan budaya Jawa Barat, menggerakkan MSH Films untuk memproduksi film dengan latar belakang tersebut. Mengusung judul Rocker Balik Kampung, film dengan genre drama komedi itu dijadwalkan akan tayang Juli 2018.

Produser Nayaka Untara mengatakan, film Rocker Balik Kampung ini bisa menjadi oase film di Jawa Barat. Pasalnya, sudah lama tidak ada film yang mengangkat budaya Jawa Barat dan musik rock di Indonesia.

"Kami memilih judul Rocker Balik Kampung karena sutradara dan penulisnya adalah rocker. Misinya ya itu, ingin mengangkat lagi seni dan budaya di Jawa Barat dan musik rock Indonesia," tutur Naya pada jumpa wartawan di Bandung Creative Hub Jalan Laswi Kota Bandung, Rabu 7 Maret 2018.

Shooting Rocker Balik Kampung dimulai 9 Maret 2018 di Kota Bandung. Selain di Kota Bandung, shooting juga dilakukan di Kasepuhan Sinar Resmi, Kabupaten Sukabumi. Dijadwalkan shooting selesai pada 27 Maret 2018.

Naya menyebutkan, di Jabar ada sembilan kasepuhan, dan enam di antaranya masih aktif, termasuk Sinar Resmi. Menurut Naya, timnya memilih Kasepuhan Sinar Resmi karena dari sisi produksi bisa dimaksimalkan. Misalnya akses jalan menuju ke sana yang tidak terlalu sulit. Selain itu, ada faktor kedekatan dengan Abah di kasepuhan yang sangat terbuka.

"Mereka sampai bangun wisma untuk kru dan pemain. Mereka juga masih memurnikan upacara adat untuk padi. Abah dan keluarganya sangat mendukung produksi film ini," ujar Naya.

Pertaruhan Uli Rahman

Bagi sutradara Uli Rahman, film Rocker Balik Kampung menjadi film pertama dia menjadi sutradara. Menurut Uli, cerita Rocker Balik Kampung sedikit banyak terinspirasi dari kisah hidupnya. Untuk skenario, Uli dibantu Getar Jagatraya, putra sulung mendiang Didi Petet.

"Dulu saya punya cita-cita jadi musisi, tapi malah jadi sutradara dan penulis. Saya suka traveling, terutama ke kampung-kampung. Hati saya tertambat di Sinar Resmi. Film ini ceritanya tentang rocker yang hidup di kota, tapi merasa ada yang kurang, akhirnya balik ke kampungnya," ungkap Uli.

Film Rocker Balik Kampung didukung sejumlah pemain yang kebetulan memiliki darah Sunda. Misalnya Winky Wiryawan, Bisma Kharisma, Egi Fedly, Budi Dalton, dan Iyang Darmawan. Ada pula Maryam Supraba, Otig Pakis, Rulli Ginting, dan Cleita Ariel Diandra. Aktor sekaligus musisi Winky Wiryawan didaulat menjadi pemeran utama bernama Joe Santani. Menurut Uli, pemilihan Winky sebagai pemeran utama karena dia memenuhi dia kriteria dasar, yakni sebagai musisi dan aktor.

"Segmen film ini untuk semua umur, karena bersinggungan langsung dengan misi film ini. Saya ingin bangkitkan lagi musik rock dan musik tradisional Indonesia yang jarang diketahui banyak orang," ujar Uli.

Aktor Winky Wiryawan mengungkapkan, film Rocker Balik Kampung seperti berjodoh dengan dia. Soalnya, Winky sudah empat tahun absen di dunia film karena jadwal yang tidak ketemu. Saat ditawari film itu, Winky dipanggil casting dan langsung nyambung.

"Saya lahir dan besar di Bandung. Buat saya ini kayak takdir bisa main di film ini. Saat lulus casting, saya senang banget," ujar aktor yang juga dikenal sebagai disc jockey tersebut.

Winky mengaku, mulanya dia mengira cerita Rocker Balik Kampung hanyalah film drama biasa. Akan tetapi, ternyata film ini juga memiliki unsur seni dan budaya tradisional yang kental. Sebagai pemain, Winky merasa dia memiliki tanggung jawab lebih yaitu turut melestarikan budaya tradisional Sunda yang ditampilkan.

Cerita film Rocker Balik Kampung

Film Rocker Balik Kampung bercerita tentang kegundahan Joe Santani (Winky Wiryawan). Seorang musisi rock yang telah memiliki segalanya dalam hidup, tapi masih merasa ada yang kurang dalam hidupnya dan dia tidak tahu itu apa.

Hidup Joe mulai berubah sejak kedatangan Ujang, seseorang dari kampung halamannya di Jawa Barat. Ujang membawa pesan dari Abah Rahman, ketua desa sementara yang meminta Joe pulang. Awalnya Joe ragu, tapi akhirnya Joe memutuskan untuk pulang. Dia berharap bisa menemukan kembali sesuatu yang hilang dalam dirinya.

Joe yang pernah melanggar adat desanya karena bermain musik yang dianggap musik setan oleh penduduk tidak dengan mudah diterima warga desa. Di lain pihak, Abah Rahman meminta Joe untuk memimpin desa, menggantikannya, sesuai dengan permintaan ayahnya. Joe ragu menerima permintaan itu.

Joe bukannya tidak mau menerima permintaan dari Abah Rahman. Tapi dia masih ragu dengan dirinya sendiri. Dia merasa tidak layak karena dulu ia pernah melanggar adat desa ini. Tapi setelah diyakini oleh Ujang, dan Abah Rahman, Joe memutuskan untuk menerima pucuk pimpinan desa. Bagaimana kisah hidup Joe selanjutnya?***

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search