Rabu, 07 Maret 2018

Kisah Masjid di Paris yang Selamatkan Ratusan Kaum Yahudi dari Pembantaian

Kisah Muslim yang menyelamatkan Yahudi dari holocaust, seperti dikutip dari The New York Times, bukan sesuatu yang mustahil.

Kala itu, awal 1940-an, Prancis adalah rumah bagi populasi besar orang Afrika Utara, termasuk ribuan Yahudi Sephardik.

Orang-orang Yahudi berbicara bahasa Arab dan berbagi banyak tradisi dan kebiasaan sehari-hari dengan orang-orang Arab. Mereka tak makan babi, para prianya sama-sama wajib disunat. Nama pun nyaris sama.

Grande Mosquée de Paris yang megah serupa benteng dengan tembok kokoh. Fungsi utamanya untuk salat. Namun, rumah ibadah itu juga mirip oasis, di mana para pengunjung diberi makan dan pakaian, bisa mandi, serta beristirahat.

Benjamin Stora, sejarawan yang menjadi konsultan film Les Hommes Libres mengatakan, tayangan tersebut adalah sebuah pengingat.

"Tak banyak orang yang tahu bahwa Muslim membantu Yahudi. Masih banyak kisah yang bisa diutarakan dan ditulis," kata dia.

Film yang disutradarai oleh Ismael Ferroukhi digambarkan sebagai fiksi yang terinspirasi oleh kejadian nyata.

Aktor veteran Prancis, Michael Lonsdale memerankan Benghabrit, yang melakukan manuver cerdas agar pihak Nazi tak curiga. Caranya, dengan menawarkan tur masjid ke para perwira Jerman dan istri-istri mereka.

Sementara, catatan sejarah tentang kejadian tersebut tak lengkap. Apalagi, bantuan kepada kaum Yahudi tak diberikan secara terorganisir oleh pihak masjid. Salah satu kesaksian diberikan oleh Albert Assouline, Yahudi asal Afrika Utara yang melarikan diri dari sebuah kamp penjara Jerman.

Ia mengklaim bahwa lebih dari 1.700 pejuang perlawanan -- termasuk orang-orang Yahudi dan sejumlah kecil Muslim dan Kristen -- menemukan tempat berlindung di gua-gua bawah tanah masjid.

Assouline juga mengatakan bahwa pemimpin masjid memberikan dokumen yang menyelamatkan banyak kaum Yahudi.

Dalam bukunya Among the Righteous yang terbit pada 2006, Robert Satloff, Direktur Washington Institute for Near East Policy, mengungkapkan kisah tentang orang-orang Arab yang menyelamatkan kaum Yahiudi selama era holocaust. Ia menyertakan cerita tentang masjid di Paris.

Pemimpin Grande Mosquée de Paris pada 2011, Dalil Boubakeur mengonfirmasi bahwa lebih dari 100 orang Yahudi diberikan dokumen palsu untuk selamat.

Boubakeur menunjukkan salinan dokumen Kementerian Luar Negeri tahun 1940 dari Arsip Prancis.

Dokumen itu menyebut, otoritas pendudukan menduga personel masjid mengirimkan surat identitas Muslim palsu kepada orang Yahudi. "Imam tersebut dipanggil, dengan cara yang mengancam, untuk mengakhiri praktik semacam itu," kata dokumen tersebut.

Masjid Paris menolak memberikan izin untuk pembuatan film apapun di sana. "Ini adalah tempat ibadah," kata Boubakeur dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari The New York Times. "Salat digelar lima kali sehari. Kegiatan syuting film pasti akan mengganggu."

Sebuah film dokumenter televisi 1991, Une Résistance Oubliée: La Mosquée de Paris oleh Derri Berkani dan buku anak-anak berjudul The Grand Mosque of Paris: A Story of How Muslims Saved Jews During the Holocaust yang terbit pada 2007 juga menyingkap kisah serupa.

Tanggal 27 Januari diperingati sebagai Hari Peringatan Holocaust Sedunia.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search