
Setelah performa yang angin-anginan sejak pindah dari Liverpool, Sterling mulai menemukan kenyamanan bersama Manchester City. Padahal Sterling adalah pemain yang digadang-gadang bakal ditendang saat Guardiola datang dua tahun lalu.
Tapi, kenyataannya Sterling malah jadi andalan Guardiola hingga saat ini. Musim ini bisa dibilang yang terbaik ketika Sterling sudah mencetak 20 gol dan 11 assist dari 37 penampilan di seluruh kompetisi.
Waktu bermain Sterling mencapai 2.859 menit atau rata-rata 77 menit per pertandingan. Bahkan Sterling akan selalu jadi pilihan utama Guardiola jika tidak berhalangan karena skorsing atau cedera.
Kondisi ini membuat Sterling merasa senang dan terpacu untuk meningkatkan lagi performanya. Meski demikian, Sterling tetap merasa tak aman sepenuhnya di bawah Guardiola.
Sebab Guardiola di mata Sterling adalah manajer perfeksionis dan tak jarang menumpahkan amarahnya jika tampil buruk. Hal itu dialami Sterling saat City bermain imbang tanpa gol di markas Crystal Palace Desember lalu.
Sterling saat itu membuang kesempatan emas mencetak gol ketika sudah berada di mulut gawang. Bahkan City nyaris kalah andaikan Ederson tak menepis penalti Palace.
"Dia akan langsung memberitahumu jika tidak puas. Saya ingat ketika tampil sebagai pemain pengganti di laga kontra Crystal Palace. Saya tiga kali kehilangan bola dan saya pikir tidak akan bermain lagi sampai akhir musim usai nyaris dibunuh olehnya (dimarahi habis-habisan) di ruang ganti," ujar Sterling di Soccerway.
"Manajer seperti itu bisa membuat kemampuan Anda meningkat pesat, dia akan mengingatkan Anda ketika Anda melakukan kesalahan," sambungnya.
(mrp/yna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar