Adalah Henriette Bjorge (38), pelatih ski asal Norwegia yang berada di balik wanita-wanita pemain ski Afghanistan. Henriette pergi ke Afghanistan untuk mengajar ski pada 2013 silam.
Dikumpulkan detikTravel dari beberapa sumber, Selasa (13/3/2018), Henriette pergi ke Kota Bamyan. Di sana Henriette mengajar wanita-wanita Hazaras, salah satu kelompok penduduk yang cukup liberal di Afghanistan.
Wanita Hazaras tidak diwajibkan mengenakan Burka, seperti wanita Afghanistan lainnya. Pada awalnya Henriette terkejut dengan penampilan mereka. Saat pertama kali datang latihan ski, mereka datang dengan busana seperti mau datang ke acara fashion show.
![]() |
Henriette mengajar untuk Bamyan Ski Club, sebuah klub ski yang didirikan oleh jurnalis asal Swiss bernama Christoph Zuercher. Awalnya hanya ada 25-30 bocah laki-laki yang ikut latihan. Tapi perlahan-lahan, mulai ada wanita yang tertarik dan ikut berlatih main ski. Ada sekitar 10 orang saat itu.
Keadaan awal saat pertama belajar di klub ski ini sangat menyedihkan. Mereka tidak punya papan ski, apalagi sepatu boots. Mereka bahkan memaku sepatu biasa ke papan kayu, sebagai pengganti papan ski. Pakaian latihan pun seadanya.
![]() |
Tapi semua kendala itu tak dijadikan penghalang oleh Henriette dalam mengajar ski. Dia tetap semangat mengajar ski ke siapapun, asalkan mereka ada niat dan usaha untuk belajar.
"Afghanistan termasuk negara terburuk bagi wanita. Budaya mereka sangat konservatif. Mereka biasanya tidak melakukan aktivitas olahraga apapun, banyak hal dilarang di sana," kata Henriette seperti ditulis media Daily Mail.
![]() |
Pelan-pelan, para wanita di Kota Bamyan mulai berlatih di bawah bimbingan Henriette. Sama sekali tidak mudah mengajari para wanita yang tidak pernah mengenal olahraga ski sebelumnya.
"Saya menghabiskan waktu seminggu hanya untuk mengajari mereka bagaimana cara untuk berhenti. Para wanita ini terus jatuh, dan saya selalu membantu mereka bangun. Cukup lama dan bikin frustasi sampai mereka paham dasar-dasar main ski," jelas Henriette.
![]() |
Tapi perkembangan mereka cukup bagus. Setelah latihan keras selama bertahun-tahun, dari semula tidak bisa main ski sama sekali, akhirnya di tahun 2013 salah satu anak didik Henriette, berhasil keluar menjadi juara di Kejuaraan Ski Wanita pertama yang digelar di Afghanistan.
Kerja keras Henriette dalam mengajar ski pun terbayar tuntas. Tapi itu belum selesai, masih ada banyak mimpi yang ingin dikejar Henriette bersama anak didiknya. Termasuk berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin di masa depan.
"Sekarang, pria dan wanita main ski bersama. Sesuatu hal yang langka untuk dilihat beberapa tahun lalu. Saya melihat perbedaan yang nyata. Mereka sekarang lebih aktif di komunitasnya, mereka jadi lebih percaya diri," tutup Henriette. (wsw/wsw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar