Charlie Ball dan Kenneth Walker pernah bersekolah di SMA yang sama, Archbishop Carool High School, Washington, D.C., lebih dari 50 tahun lalu. Meskipun satu SMA, Charlie dan Kenneth tidak pernah benar-benar berteman. Bahkan keduanya tidak pernah berbicara satu sama lain.
Tapi pertemanan mereka jadi sangat spesial, melebihi hubungan dari sahabat, setelah Charlie melakukan hal luar biasa untuk Kenneth. Kini hubungan mereka bukan sekadar teman masa SMA, tapi teman yang saling berbagi kehidupan.
Salah satu ginjal Charlie kini berada di dalam tubuh Kenneth, setelah ia mendonorkannya untuk transplantasi. Ini cerita mereka yang membuat haru dan menyadarkan kita bahwa bantuan bisa datang dari mana saja dan sering kali tak terduga.
Selepas SMA, Kenneth dan Charlie --yang tidak pernah bertegur sapa-- menjalani kehidupannya masing-masing dan terpisah jarak yang cukup jauh. Kenneth bekerja sebagai ketua biro di National Public Radio, Afrika Selatan.
Suatu ketika ia merasa ada yang tidak beres pada tubuhnya. Saat periksa ke dokter, sayangnya penyakit Kenneth salah diagnosa sehingga menyebabkan ia menjalani perawatan medis yang juga keliru. Dengan kondisi kesehatan yang makin menurun, 18 bulan lalu Kenneth kembali ke Amerika Serikat.
Harapan hidup Kenneth semakin menipis saja setiap harinya, jika ia tidak segera mendapatkan donor ginjal. Sementara itu ia masih saja berada di daftar tunggu untuk sebuah ginjal penyelamat hidupnya.
Charlie Ball (kiri) dan Kenneth Walker (Kanan). Foto: Dok. CNN |
Akhirnya Kenneth memutuskan mencari donor ginjal sendiri. Terlintas di kepala Kenneth untuk meminta bantuan dari teman-teman SMA nya. Ia pun mengirimkan email ke para alumni SMA, dengan subjek 'A request for life.' Hanya satu orang yang menyanggupi untuk memberikan bantuan. Tidak lain adalah Charlie.
Seperti dikutip dari CNN, Charlie langsung mengenali nama teman semasa SMA nya itu. Ia lalu merespon kalau ginjalnya cocok, dia bersedia mendonorkannya untuk Kenneth.
Hanya butuh waktu beberapa bulan untuk menyiapkan semuanya. Mereka bertemu pada Maret 2018 bersama 18 teman SMA lainnya. Minggu lalu, operasi transplantasi ginjal pun sukses dilakukan di George Washington University Hospital.
Awalnya Kenneth sempat curiga begitu menerima email balasan dari Charlie, yang langsung bersedia mendonorkan ginjalnya. Menurutnya itu aneh, mengingat saling berbicara saat SMA pun mereka tidak pernah.
"Aku langsung mendapat respon dari Charlie dan jadi curiga. Pria ini kenapa sih?" kata Kenneth, yang email-nya dibalas 15 menit setelah dikirimkan.
Tapi nyatanya niat Charlie memang serius. Meskipun biasanya dokter tidak menerima donor ginjal dari manusia berusia lebih dari 60 tahun, tapi kondisi kesehatan Charlie sangat bagus, sehingga dia memungkinkan untuk memberikan ginjalnya.
Sebelum bertolak dari California ke Washington, D.C., Charlie menjalani banyak tes kesehatan dan lolos. Ia lalu terbang ke tempat di mana Kenneth dirawat dan transplantasi ginjal pun dilakukan.
Kini Kenneth dan Charlie sedang dalam masa pemulihan. Keduanya berada dalam kondisi baik dan akan segera meninggalkan rumah sakit.
Charlie mengatakan ia tidak perlu memiliki alasan apapun untuk membantu seseorang yang sedang membutuhkan. Pria berkepala botak ini memang tertarik melakukan berbagai kegiatan amal, termasuk mendonorkan ginjalnya.
"Aku memberikannya sedikit bagian dari tubuhku. Sederhana saja, Tuhan memberikanku dua (ginjal), aku tidak perlu bertanya kenapa," pungkas Charlie. (hst/hst)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar