Sabtu, 21 April 2018

Kisah Satpam UGM Antarkan Anak Kuliah Hingga Doktor

JAKARTA - Mengantarkan anak dalam prosesi wisuda merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi orang tua. Pemandangan berbeda terjadi saat wisuda pascasarjana Universitas Gajah Mada (UGM) di Graha Sabha Pramana, baru-baru ini.

Salah satu wisudawan, Ratnangtyas Susanti didampingi oleh sang ayah dengan seragam satpam lengkap dengan sepatu bot. Sang ayah, Teguh Tuparman merupakan satpam UGM yang sudah mengabdi selama 33 tahun.

BERITA TERKAIT +

"Saya percaya ini memang sudah rezeki, semua sudah diatur," ucapnya yakin seperti dilansir dari laman UGM, Sabtu (21/4/2018).

Teguh bercerita, dahulu sering mengajak putrinya berpatroli pada akhir pekan. Sembari mengitari fakultas demi fakultas, saat itulah terbesit keinginannya suatu hari melihat sang anak bisa berkuliah di salah satu gedung yang setiap hari ia lewati.

"Kan saya kerja di tempatnya orang-orang pintar, jadi saya ingin juga anak saya nanti bisa jadi seperti orang-orang ini," kata Teguh.

Dengan berbekal impiannya tadi, ia mantap mendukung anaknya yang ingin melanjutkan studi di jurusan Antropologi UGM.

"Dulu ya harus korban moril dan materiil, utang sana sini. Tapi saya yakin kalau uang itu digunakan untuk hal yang baik nanti akan ada penggantinya. Dan nyatanya sampai sekarang kami bisa hidup cukup, dan empat anak kami semua kuliah, " kenang dia.

Berangkat dari dukungan penuh orang tua dan tekad pribadi membawa Tyas menyelesaikan jenjang S-1 selama 3 tahun 7 bulan. Hingga melanjutkan studi di jenjang S-2 dua tahun kemudian, karena Tyas bermimpi mejadi dosen.

"Waktu saya kuliah S-1 napak dukung penuh. Meski awalnya saya tidak yakin bisa kuliah, bapak yakinkan bahwa saya bisa kuliah. Tapi waktu saya mau S-2 Bapak tidak bisa membiayai lagi karena adik-adik saya juga masih sekolah semua," tutur Tyas.

Ia pun bertekad untuk membiayai sendiri kuliahnya. Berbagai pekerjaan sampingan pernah ia tekuni demi mencari penghasilan tambahan, mulai dari bekerja di warung kopi hingga berjualan.

"Saya masih ingat dulu sering berjualan salak di sini (UGM)," kenangnya.

Segala kerja keras yang dilakukan Tyas dan ayahnya membuahkan hasil. Pada tahun 2011, Tyas berhasil membawa pulang gelar master di bidang pariwisata, kemudian ia menjadi dosen di Universitas Andalas Padang. Tak sampai di situ, pada 2013 ia pulang ke Jogja untuk melanjutkan studi S-3 dengan beasiswa BPPDN Dikti.

Tyas membuktikan bahwa perjalanan panjang yang ia lalui membuatnya sadar bahwa tidak ada kata tidak mungkin bagi orang yang memiliki niat tulus dan kesungguhan untuk menimba ilmu.

(sus)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search