Rabu, 02 Mei 2018

38 Tahun “Menghilang”, Begini Kisah Kakek Sudding di Perantauan

PALOPO, INIKATA.com — Sebelum kembali ke kampung halamannya, kakek Sudding menceritakan kisahnya. Selama 38 tahun, dia terlunta-lunta di kampung orang.

"Setelah cerai dengan istri, saya diajak orang merantau ke Malaysia. Orang itu menjanjikan saya pekerjaan dan gaji yang lumayan. Makanya saya pergi meninggalkan kampung," kata kakek Sudding.

Kakek Sudding berangkat bersama 79 orang lainnya. Hanya saja, setelah tiba di Kalimantan, cuma 30 orang saja yang diberangkatkan ke Malaysia.

"Kami yang 50 orang ditinggalkan. Akhirnya saya nekat ke Malaysia. Di Malaysia saya bekerja sebagai buruh di perusahaan kelapa sawit," lanjutnya.

Sayangnya, gaji yang diharapkan tidak sesuai. Hal itu membuat nenek Sudding berpindah-pindah tempat kerja. Pernah juga dia ditangkap oleh polisi Malaysia sebagai pendatang ilegal.

"Saya tidak punya paspor, makanya ditangkap. Selama di Malaysia, tiga kali saya ditangkap, hingga akhirnya saya kembali ke Indonesia," ucapnya.

Uang yang dimiliki kakek Sudding hanya bisa sampai ke Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

"Untuk bertaha hidup, saya bekerja sebagai buruh serabutan. Bekerja di tambak satu ke tambak yang lain," bebernya.

Hingga suatu hari, dia mendapati lahan milik TNI AL. Kakek Sudding kemudian berinisiatif mengelolah lahan itu. Dia kemudian membuat gubuk dari bahan seadanya.

"Saya juga tanam singkong, nenas, jagung dan pisang untuk di makan. Biasanya, buah pisang kadang saya jual," tutur kakek Sudding.

Selama 38 tahun itu, kakek Sudding mengaku tidak pernah membeli pakaian. Untungnya, selama itu dia juga jarang sakit. "Kalau sakit, paling-paling sakit panas," tambahnya.

Hingga akhirnya, dia ditemukan oleh Babinsa yang bertugas di Kodim Tarakan. Babinsa itu kemudian melaporkan ke dandim Tarakan. Selanjutnya menghubungi Dinas Sosial Tarakan.

Nah, disitulah, pihak Dinsos Tarakan akhirnya mau mengantar kakek Sudding ke Palopo.

"Kami meninggalkan Kota Tarakan tanggal (29/4/2018)," ujar Ardiansyah, staf Dinsos Tarakan.

Tiba di Pare-Pare tanggal (1/5/2018). Malamnya berangkat ke Palopo menumpangi mobil Avanza. Di Palopo, Ardiansyah dan kakek Sudding mendatangi Makodim 1403 Sawerigading.

Berkat bantuan TNI-AD Kodim 1403 Sawerigading, Kodim Tarakan, Dinsos Tarakan dan Dinsos Palopo, kakek Sudding akhirnya bisa kembali ke kampung halamannya.

Dia dijemput oleh tiga orang keponakannya. Anak dari adiknya
bernama Jamaluddin (65) warga Walenrang Timur.

"Bapak kami sering cerita, kalau dia punya saudara yang keberadaannya tidak diketahui," kata Harbaiti, keponakan kakek Sudding.

Hingga akhirnya, ada telepon dari Kodim Palopo. " Pas dapat informasi itu, bapak kami sangat senang dan menyuruh kami cepat-cepat menjemput paman kami di Kodim," tandasnya.

Dari keterangan Harbaiti dan dua saudaranya, diketahui bahwa mantan istri kakek Sudding sudah meninggal. Putrinya bernama Halija (41) saat ini berada di Paccerakang, Kabupaten Luwu. Dia hidup bersama suami dan anaknya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search