TRIBUN-BALI.COM - Letusan dahsyat Gunung Vesuvius pada tahun 79 masehi telah menghancurkan dan mengubur kota bernama Pompeii yang makmur pada zaman romawi kuno.
Kedahsyatan letusan gunung ini, tergambar jelas melalui bukti-bukti berupa jasad-jasad yang membatu seolah telah membuat mereka terperangkap dalam kapsul waktu dalam posisi yang sama ketika gunung itu meletus.
Bagaimana tidak, jasad-jasad orang romawi kuno itu membatu dalam berbagai posisi seolah kejadian itu berlangsung begitu cepat hingga menewaskan siapapun saat itu juga.
Ada jasad yang diyakini merupakan seorang ibu dan bayinya.
Adapula jasad membatu yang terperangkap di dalam rumah yang ambruk.
Yang mengerikan, ada pula tengkorak dengan posisi mulut terbuka seolah sedang berteriak kesakitan.
Para ahli dari Laboratorium Arkeologi Pompeii berusaha keras untuk merestorasi bukti-bukti sejarah tersebut untuk ikut dalam pameran yang bertajuk Pompeii dan Eropa.
Adapun pada arkeolog telah menemukan metode baru bagaimana untuk melestarikan sisa-sia bukti sejarah itu tanpa plester.
Di tahun 1984 silam, salah satu kerangka dibuat menggunakan resin untuk membuat cetakan cor tahan lama.
Namun begitu, teknis pengecoran resin ini sulit dilakukan dan cukup mahal.
Kini, teknis plester tetap menjadi pilihan untuk membuat cetakan yang nantinya dimasukan dalam jaringan tulang yang sudah kosong.
Dengan catatan harus membuat campuran bahan yang tepat yang kemudian bisa membentuk cetakan dengan detail yang tepat.
"Tulangnya sangat rapuh sehingga harus sangat hati-hati ketika menuangkan cetakan. Jika tidak, maka ini akan merusak sisa-sisa bukti sejarah dan bukti ini akan hilang selamanya," jelas Dr Stepfnia Guidice dari Museum Arkeologi Naples sebagaimana dilansir Mail Online. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar