BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Azan Maghrib berkumandang di Kecamatan Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (18/5/2018).
Lantunan teduhnya menggema, membelah senja, menerobos masuk ke bilik-bilik sempit berdinding terpal jingga.
Slamet (45) terkesiap, ditutupnya kitab yang dibaca sejak sore.
Baca juga: Kisah Korban Gempa Banjarnegara, Trauma hingga Tak Mau Injak Tanah
Sembari membenarkan letak duduk, ia memanggil istri dan putrinya untuk bergabung.
Hidangan telah tersaji di tengah dipan.
Usai membaca doa, keluarga kecil itu menyantap menu buka puasa yang sederhana di bawah tenda.
Baca juga: Ini Bantuan Pemerintah untuk Korban Gempa Banjarnegara
Sedikitnya 144 rumah rata dengan tanah, 125 rusak sedang, dan 196 rumah rusak ringan.
Slamet dan ribuan korban lainnya kehilangan tempat tinggal.
Baca juga: Pemerintah Kirim Bantuan untuk Pengungsi Bencana Gempa Banjarnegara
Mereka terpaksa mengungsi, menempati tenda-tenda terpal atau fasilitas umum seperti masjid dan balai desa.
"Iya, sudah seminggu (tinggal di tenda), sebelumnya mengungsi di masjid, tetapi disuruh pindah ke sini," kata Slamet.
Ada banyak tantangan yang dihadapi pengungsi di Kalibening.
Baca juga: Kunjungi Korban Gempa Banjarnegara, Jokowi Jelaskan Bantuan bagi Warga
Udara dingin yang menusuk tulang jelas dirasakan warga karena Kalibening merupakan dataran tinggi yang berjarak 1.000 meter di atas permukaan laut.
Selain itu, tenda yang dibangun juga belum layak. Tidak sedikit tenda pengungsi masih bocor saat diguyur hujan.
"Kalau hujan seperti ini, ya, bocor. Beberapa (tenda) sudah diberi seng dan triplek, jadi tidak bocor lagi," ujarnya.
Baca juga: Kunjungi Korban Gempa Banjarnegara, Jokowi Jelaskan Bantuan bagi Warga
Dhakim mengatakan, sehari-harinya para pengungsi memasak untuk santap berbuka dan sahur di dapur masing-masing.
Bantuan logistik dari pemerintah dan warga masih terus mengalir untuk para pengungsi di Kalibening.
Baca juga: Sekolah Rusak Pasca-gempa Banjarnegara, Siswa SD Ujian di Tenda Darurat
"Ya, walaupun kondisinya seperti ini, alhamdulillah masih bisa kumpul dan puasa bareng keluarga lengkap," ucap Slamet.
Personel TNI disiagakan
Komandan Resor Militer 071/Wijayakusuma Kolonel Kav Dani Wardhana mengatakan, sejumlah personel TNI masih disiagakan di posko induk untuk membantu para korban.
Tenda di Dusun Kebakalan berjumlah 18 unit berukuran 3 x 7 meter.
Baca juga: Mensos Minta Korban Gempa Banjarnegara Tak Terpancing Hoaks
Selain itu juga terdapat dipan atau tempat tidur 32 unit.
Para pengungsi berharap pemerintah segera membangun kembali rumah yang rusak berat dan rusak sedang dalam jangka waktu enam bulan.
Dhakim menambahkan, saat ini Kementerian PU-PR tengah mengukur lokasi rumah yang akan direhab total.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar