Minggu, 20 Mei 2018

Kisah Sarinah, Pusat Perbelanjaan Pertama di Indonesia, "Toko Raksasa" pada Zamannya

KOMPAS.com - "Di Toko Raksasa Serba Ada tersedia segala macam barang yang merupakan segala macam kebutuhan rumah tangga. Juga barang rekreasi (bioskop, retoran, tempat main anak-anak), dan jasa-jasa (beauty salon, penjahit, pemangkas rambut, dan lain-lain)".

Demikian salah satu bagian dari pemberitaan Harian Kompas, 18 November 1965, untuk menggambarkan apa saja yang ada di pusat perbelanjaan Sarinah.

Sarinah. Ya, pusat perbelanjaan pertama di Indonesia ini didirikan pada 17 Agustus 1962 dengan nama PT Department Store Indonesia, dan resmi terbuka untuk masyarakat pada 15 Agustus 1966.

Lokasinya berada di Jalan MH Thamrin, Jakarta. Penggagasnya adalah Presiden pertama RI, Ir Soekarno.

Wajah baru Toserba Sarinah, yang hadir menjadi pemandagan baru di Jalan Thamrin, Jakarta.IGN HARYANTO Wajah baru Toserba Sarinah, yang hadir menjadi pemandagan baru di Jalan Thamrin, Jakarta.
Ditilik dari sejarahnya, nama Sarinah diambil dari nama pengasuh Bung Karno yang dianggap berperan dalam menanamkan kecintaannya pada orang kecil.

"Sarinah mengambil namanya dari salah seorang pengasuh Presiden Soekarno di masa kecilnya. Kesan mendalam tentang kebesaran jiwa menjadi ilham disematkannya nama tersebut," demikian dikutip dari Sarinah.co.id.

Pencakar langit pertama di Jakarta

Keinginan Soekarno mendirikan pusat perbelanjaan yang murah, salah satunya diharapkan menjadi stimulan, mediator, dan alat distribusi ekonomi yang tengah sulit kala itu. 

Soekarno ingin mendirikan store yang menyediakan kebutuhan wanita, anak-anak, pria, dan sebagainya.

Dengan segala kelengkapannya, maka Soekarno menyebutnya sebagai "Toko Serba Ada".

Gagasan ini berawal dari lawatan Soekarno ke sejumlah negara. Ia berpikir, sudah saatnya Indonesia memiliki pusat perbelanjaan yang menyediakan segala kebutuhan.

Tahun 1966, Sarinah diresmikan oleh Soekarno dengan peritelnya Sarinah Department Store.

Bangunan Sarinah yang memiliki tinggi sekitar 74 meter dengan 15 lantai menjadikannya sebagai pusat perbelanjaan pencakar langit pertama di Jakarta.

Perkembangan Sarinah

Pada 1966, dikutip dari Harian Kompas, 8 September 1966, di awal peresmiannya, Sarinah telah membuka beberapa lantai.

Sarinah memperkenalkan bagian lantai I, II, dan III kepada umum.

Bagian basement fokus terhadap penyediaan barang makanan dan bumbu dapur untuk masyarakat umum.

Pada lantai I terdapat alat perlengkapan wanita dan pria, listrik dan penerangan.

Lantai II tersedia barang-barang tekstil, konveksi wanita, dan mainan anak. Sementara, lantai III berisi perlengkapan rumah, dapur, dan alat tulis.

Sekian tahun berjalan, Sarinah terus berkembang dan menghadapi berbagai tantangan. Pada 1984, Gedung Sarinah terbakar.

Pada 1992, PT Sarinah mulai mengembangkan beberapa bisnis eceran.

Sarinah juga menjangkau pembinanan perajin/koperasi. Bisnis kerajinan laku keras. Hal ini terbukti di lantai 3 dan lantai 4 Toserba Sarinah Thamrin mampu menampung 470 perajin dengan 8.000 jenis barang.

Saat itu, Sarinah menjadi pusat kerajinan terlengkap dan terbesar di Indonesia.

Kompas TV Sekeluarga hadir di pusat perbelanjaan, Solo Paragon Mall, menemani sang cucu bermain.


Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search