Sekitar 30 kilometer di timur kota Lisbon, terletak di antara pepohonan oak di Alcochete yang berdebut di pinggiran kota, Anda akan menemukan kompleks latihan Sporting Clube de Portugal. Meski letaknya jauh dari kata mengesankan, inilah akademi sepakbola yang namanya telah dikenal di seluruh dunia dan mungkin satu-satunya yang bisa berbangga hati memiliki dua alumni pemenang Ballon d'Or: Luis Figo dan Cristiano Ronaldo.
Pada Selasa siang, 15 Mei 2018 lalu, ketika skuat utama berlatih menjelang pertandingan final Piala Portugal melawan Desportivo das Aves, situasi yang biasanya tenang di sekitar pusat latihan ini tiba-tiba saja berubah menjadi kaos.
Sekelompok orang anggota ultras Sporting yang mengenakan topeng, bersenjatakan tongkat besi dan pemukul bisbol, memaksa masuk ke dalam area latihan dengan melewati seorang penjaga keamanan dan langsung menuju ke runag ganti tim utama. Di sana,kelompok yang berkekuatan 50 orang ini menyerang pelatih utama tim, Jorge Jesus, para asistennya, para pemain, dan staf lainnya. Striker bintang mereka, Bas Dost, sampai terluka di kepala. Tak lama kemudian, foto-foto kondisi penyerang asal Belanda itu dan kondisi ruang ganti yang hancur mulai beredar di internet.
Kekalahan dari Maritimo di hari terakhir Primeira Liga musim ini membuat Sporting gagal lolos ke Liga Champions. Setelah peluit panjang dibunyikan di Madeira, para pemain Sporting menjadi sasaran cemoohan dan penghinaan dari para suporter klub yang menemani mereka bertandang. Tetapi tidak ada yang menyangka kondisinya menjadi begitu gawat hingga terjadi insiden 15 Mei tersebut.
"Kami semua merasa terkejut. Saya merasa kosong," kata Dost kepada media Belanda. Rasa terkejut itu pun dirasakan oleh seluruh negeri. Pihak pemerintah sampai mengadakan sebuah konferensi pers di mana mereka mengecam penyerangan tersebut, dan mengatakan bahwa kekerasan tidak punya tempat di olahraga dan memastikan bahwa mereka akan meningkatkan keamanan di final ajang Piala pada hari Minggu (20/5).
Malam harinya, ratusan fans Sporting mendatangi stadion klub di Alvalade di Lisbon, untuk menunjukkan pada para pemain bahwa fans sejati klub ini merasa jijik dengan penyerangan yang dilakukan oknum suporter itu, dengan banner-banner besar berisi dukungan untuk Dost dan sebuah bendera Belanda dibentangkan di tengah keramaian ini.
Sang Presiden di Tengah Pusaran Masalah
Ini adalah kedua kalinya Sporting mencuri perhatian dunia karena alasan yang salah dalam waktu sekitar satu bulan. Sulit untuk tidak mengaitkan segala keributan ini dengan presiden klub saat ini, Brune de Carvalho (foto di bawah), yang juga mantan anggota Juve Leo, kelompok ultras Sporting yang diduga merupakan pihak yang bertanggung jawab di balik penyerangan tersebut.
Carvalho naik menjadi presiden pada pemilihan Maret 2013 lalu bermodalkan janji untuk membuat Sporting menjadi kekuatan yang diakui lagi, setelah bertahun-tahun hidup di bawah bayang-bayang Porto dan Benfica.
Ia kemudian langsung menyerang setiap individu dan entitas yang menurutnya bertanggung jawab atas ketidakmampuan Sporting merebut kembali kejayaan mereka yang pernah terjadi di masa lalu. Gaya kepemimpinannya yang konfrontasional pun meningkatkan level antagonisme antara The Lions dan rival sekota mereka, Benfica, yang hampir setiap hari ia tuduh sebagai klub penyuap dan pelaku praktik korupsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar