Minggu, 20 Mei 2018

Sekelumit Kisah Sastrawan Indonesia Pramoedya Ananta Toer di Kemang

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, MAMPANG PRAPATAN - Siapa yang tak mengenal penulis ulung Indonesia yang karyanya tak pernah tergerus oleh zaman bahkan mendunia.

Dialah Pramoedya Ananta Toer, atau akrab disapa Pram yang telah mengukir prestasi dalam bidang sastra.

Rentetan karya sastranya bergenre romansa sejarah mengantarkan pembaca menuju alam pikiran Pram soal rakyat Indonesia dan makna kebangsaan.

Melalui dinding yang mengisahkan biografi singkatnya, pengunjung diajak menyelami bagaimana sastrawan kelahiran Blora tersebut lahir hingga Pram pergi untuk selama lamanya pada 2006 silam.

Menelisik singkat perjalanan hidupnya memang tak dilalui dengan mudah lantaran sejak kecil ia memiliki pengalaman hidup yang menyakitkan.

Pram kecil pernah tidak naik kelas sebanyak tiga kali sehingga membuat dirinya berada pada masa yang sulit.

Meski dirundung dengan kesulitan pada masa kecilnya hingga diperlakukan kasar oleh ayahnya, Pram mulai menuangkan pikirannya hingga menjadikannya seorang penulis tersohor sejalan dengan usianya yang kian beranjak dewasa.

Selain perjalanan hidupnya yang bisa pengunjung hayati yang terpampang pada dinding, pengunjung juga bisa melihat sebuah surat-surat masa lampau yang dulu menjadi alat komunikasi Pram dengan keluarganya tatkala Pram diasingkan di sebuah penjara.

Kemudian, pengunjung bisa menyaksikan karya-karya Pramoedya Ananta Toer yang diterjemahkan ke berbagai bahasa asing membuat dirinya memang layak sebagai sastrawan terkemuka tanah air yang melegenda.

Untaian kata kata Pramoedya kemudian dituangkan ke dalam sebuah tulisan berposter yang bernama Taman Kata Kata.

Kata-kata tersebut merupakan potongan kalimat dari berbagai rangkaian buku yang telah ia terbitkan.

Menurut Nugroho selaku volunteer pameran bertajuk 'Namaku Pram dan Catatan Arsip' ini berlangsung hingga Juni mendatang di Dia.Lo.Gue Art Space, Jalan Kemang Selatan no.99A, Jakarta Selatan.

"Pameran ini berlangsung hingga 3 Juni mendatang. Kami panjangkan karena antusias pengunjung yang besar," tutur Nugroho, Minggu (20/5/2018).

Jadi, pengunjung masih memiliki kesempatan untuk mengenal karya sastra yang tak lekang dimakan usia Pramoedya yang selama hidupnya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search