Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Suci Febriastuti
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Masjid Agung Sunda Kelapa adalah satu diantara masjid bersejarah, khususnya di DKI Jakarta.
Tak seperti masjid kebanyakan, masjid ini tak memiliki kubah, bintang dan bulan, ataupun simbol-simbol yang biasa terdapat dalam sebuah masjid.
Masjid Agung Sunda Kelapa diresmikan pada 21 Maret 1971 oleh Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Sekertaris Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa, H. Mulyadi mengatakan berdirinya Masjid Agung Sunda Kelapa merupakan permintan warga kepada Ali Sadikin agar kawasan Menteng menjadi religius.
"Saat itu ada pergolakan 30S/PKI, ada kesadaran warga Menteng yang sepakat meminta pada Gubernur Ali Sadikin untuk membuat rumah ibadah di daerah Menteng agar kawasan ini lebih religius," ujar Mulyadi di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/5/2018).
Awalnya mereka minta Bappenas dijadikan rumah ibadah, namun saat itu masih terpakai.
Baca: Deteksi Kanker Kulit Bisa Dilakukan dari Smartphone, Adara Diduga Wafat Karena Penyakit Ini
Lalu, ada dua pilihan lagi yang diusulkan menjadi lokasi, yaitu antara Taman Sunda Kelapa dan Taman Menteng.
Dipilihlah Taman Sunda Kelapa untuk menjadi lokasi dibangunnya lokasi masjid tersebut.
Akhirnya dibentuklah panitia pada 21 Desember 1969 dan pembangunannya membutuhkan waktu dua tahun.
Mulyadi menjelaskan, nama Sunda Kelapa menurutnya dikarenakan lokasi Masjid tersebut berada di bekas lahan Taman Sunda Kelapa.
Baca: Kebiasaan Pemicu Kanker Kulit, Menantu Hatta Rajasa Disebut Meninggal Karena Penyakit Ini
Selain itu, arsitektur dan interior dari masjid tersebut berasal dari pelabuhan Sunda Kelapa yang identik dengan kapal laut.
"Ini merupakan masjid yang unik di Jakarta karena bentuknya seperti perahu ya, menyesuaikan pelabuhan Sunda Kelapa," ujar Mulyadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar