Rabu, 20 Juni 2018

Ternyata Tak Mudah Lho Jadi Fotografer Piala Dunia. Ini Kisah Nyatanya!

TRIBUNNEWS.COM – Berjuta pasang mata menunjukkan perhatian mereka pada pagelaran Piala Dunia 2018 Rusia. Bagi para penggemarnya, setiap pertandingan yang ada tak akan mereka lewatkan begitu saja demi bisa menyaksikan ajang akbar yang hanya terjadi empat tahun sekali ini.

Tak hanya para penggemar saja, ajang Piala Dunia ini juga sangat dinantikan, terutama oleh para fotografer sepakbola yang ingin bisa menangkap semua 'momen' penting yang terjadi di dalam dan di luar pertandingan.

Pekerjaan seperti ini tidaklah mudah. Hal inilah yang dirasakan oleh Eddie Keogh. Dilansir dari situs Shutterstock, Eddie sendiri merupakan seorang fotografer Piala Dunia dan profesi ini sudah ditekuninya sejak umur 23 tahun pada pagelaran Piala Dunia 1986 Mexico.

Menurutnya pekerjaan ini membutuhkan 'keajaiban' yang hanya terjadi sepersekian detik. Jika menekan terlalu cepat, foto yang dihasilkan terkesan biasa saja. Namun jika terlalu lambat bisa jadi momen bersejarah bisa hilang selamanya.

Hal inilah yang dialami ketika menyaksikan sendiri momen 'tangan tuhan' ketika legenda Argentina Diego Maradona mendorong bola ke dalam gawang Inggris pada babak perempat final.

"Aku telat memencet kamera sepersekian detik dan bola itu sudah menghilang dari tangannya (Diego Maradona)," kenang Eddie. Keselahan ini membuat Eddie kehilangan salah satu momen sepak bola bersejarah yang pernah terjadi.

Kini Telah Berubah

vivo

Menurut Eddie, proses memotret pertandingan Piala Dunia sangatlah berubah drastis sejak 1986. Dia ingat, dulu jika ingin mengirimkan satu foto ke London dibutuhkan waktu tiga jam dan film yang dihasilkannya harus dicucinya sendiri di kamar hotelnya.

Hal tersebut tentu saja sangat berbeda pada zaman sekarang. Walaupun telah masuk dunia digital yang membuat mengambil foto dan mengirimkannya sangatlah gampang, hal tersebut menurut Eddie, tak menjadi pekerjaan sebagai fotografer Piala Dunai semakin mudah.

Menurut Eddie, sekarang banyak klien dan masyarakat yang menginginkan ekspetasi foto lebih tinggi bila dibandingkan dahulu.

"klien ingin foto yang memperlihatkan apa yang terjadi pada pertandingan, fans, momen ketika timnas memasuki arena pertandingan, setiap insiden, dan gol yang terjadi pada setiap pertandingan. Intinya sekarang semua tentang kecepatan," ujar Eddie.

Ada yang Berbeda di Piala Dunia 2018

Tak seperti pagelaran sebelumnya yang hanya memberikan kesempatan pada fotografer professional. Kini pada pagelaran Piala Dunia 2018, para fans sepak bola bisa menonton sekaligus mengabadikan berbagai keseruan pertandingan Piala Dunia yang mereka saksikan.

Semua hal itu terjadi berkat kampanye bertajuk "My Time, My FIFA World Cup™" yang melibatkan Vivo Super Time Project dan Vivo Super Fan Photographer.

Melalui program Vivo Super Fan Photographer ini, Vivo mengajak 128 penggemar sepak bola, konsumen, dan tamu istimewa yang memiliki hobi fotografi untuk berpartisipasi selama Piala Dunia FIFA 2018 ™.

Dengan hanya berbekal smartphone Vivo dengan teknologi AI Selfie dan akses yang lebih dekat ke area lapangan pertandingan, para Super Fan Photographer dapat mendokumentasikan semua momen seru dan luar biasa diajang pesta bola terbesar tahun ini dan membagikannya ke seluruh dunia.

Bukan hanya itu saja, bagi masyarakat Indonesia yang tak bisa menonton langsung tak perlu berkecil hati dan bisa menikmati promo menarik yang ditawarkan oleh Vivo Indonesia, yaitu cashback langsung Rp 200.000,- untuk seri V9 dan hadiah menarik lainnya edisi piala dunia.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search