Halaman tua di Amsterdam, Belanda dulunya dikenal tertutup dengan kawasan biarawati, Begijnhof. Kawasan ini dulunya ditinggali oleh kaum Beguini, ordo katolik perempuan yang ketat dengan peraturan, seperti yang diintip detiktravel dari berbagai sumber, Senin (23/7/2018).
Kaum ini hidup dalam kemiskinan dan pengabdian. Mereka mengabdikan diri untuk merawat orang lain dan bersembunyi di dalam Kapel Begijnhof yang juga rahasia.
Setelah makan roti komuni, pria tersebut muntah dan malah sembuh. Muntahan pria tersebut dibiarkan di dekat perapian hingga esok paginya.
Tak di sangka, muntahan tersebut telah berubah menjadi makanan yang membuat pria tersebut sakit. Muntahan tersebut berada dalam kondisi asli dan di kelilingi abu dari perapian.
Karena keajaiban tersebut, kapel ini mulai didatangi oleh banyak peziarah dari berbagai tempat. Sampai hari ini, keajaiban tersebut diperingati dengan nama Silent Procession.
Tiap tahunnya orang-orang akan memegangi lilin secara diam-diam ketika melewati Red Light District. Keajaiban ini percaya menjadi hal pertama yang membuat Amsterdam terkenal.
Kawasan ini tidak lagi dipenuhi oleh biarawati. Namun tempat ini hanya boleh dikunjungi oleh wanita saja, terkait dengan masa lalunya.
Selain menjadi tempat keajaiban, Begijnhof juga termasuk rumah tertua di Amsterdam. Rumah-rumah ini mulai ada pada tahun 1420. Sebagai kawasan tua yang penuh sejarah, Begijnhof bisa dikunjungi mulai pukul 09.00-18.00 waktu setempat.
Traveler yang berkunjung ke Begijnhof ini diharapkan berhati-hati dengan kuburan biarawati yang ada di sekitar taman. Kuburan para biarawati biasanya ditandai dengan hiasan bunga. (wsw/fay)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar