Rabu, 04 Juli 2018

Kisah Bayi Penawar Duka Kakek Nenek Keluarga Korban Tragedi Danau Toba

Liputan6.com, Simalungun - Cuaca di sekitaran Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, tempat lokasi karamnya KM Sinar Bangun itu cerah pada Selasa, 3 Juli 2018. Danau Toba tetap menampilkan keindahannya.

Keluarga per keluarga, bahkan dalam kelompok besar, meramaikan perbukitan di sekitarnya. Mengisi kursi-kursi plastik yang telah disiapkan di bawah tenda.

Tumpukan bunga dalam kemasan kantong plastik kecil berjajaran di meja. Ada juga dalam bentuk rangkaian, ikatan sejumlah tangkai. Bunga ini untuk ditabur di perairan Danau Toba.

Di sudut lain, sejumlah buku Yasin disediakan. Sajadah dibentangkan di atas tikar, juga ada tempat berwudu, persiapan untuk menunaikan salat Gaib.

Dikutip dari Antara, Pemerintah Kabupaten Simalungun yang punya hajatan. Ritual keagamaan, Islam dan Kristen, memanjatkan doa untuk ketenangan arwah dan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Di tengah keluarga korban Alif Septian asik mengisap jari tangannya di mulut dalam gendongan. Lebih suka dari kompeng. Ketika dilepas, dimasukkan lagi. Dilepas lagi, kedua tangannya bereaksi. Seakan protes.

Tingkah lucu bayi yang masih berusia menjelang 7 bulan itu menjadi perhatian dan membuat gemas orang yang melihatnya. Gemas yang diwarnai haru mendalam atas nasib yang menimpa kedua orangtuanya, khususnya kakek dan neneknya, Muhammad Saleh (51) dan Muntia (50).

Ayah Alif, Donni Septian (28), dan ibundanya Airinsyah (29), dua dari 164 penumpang KM Sinar Bangun 6 yang belum ditemukan saat tenggelam di perairan Danau Toba, Senin, 18 Juni 2018, pukul 17.10 WIB.

Duka Saleh dan Muntia makin mendalam karena adik Donni, Juriko (23) bersama istrinya Suyeni (21), dan anaknya Riki Dirgantara (3) turut dalam musibah memilukan itu. Dua bersaudara itu sedang pergi berlibur merayakan Lebaran 2018 ke Kabupaten Samosir, bersama kerabatnya berjumlah enam orang.

Malang, KM Sinar Bangun 6 yang ditumpangi dari Pelabuhan Simanindo Samosir menuju Pelabuhan Tiga Ras Simalungun terbalik dan tenggelam menjelang 1 mil dari tujuan. Pemerintah melalui Basarnas dan instansi lainnya dengan peralatan berteknologi tinggi bergabung melakukan upaya pencarian dan pertolongan.

Sampai hari ke-14 yang menjadi akhir pencarian di Danau Toba, mereka belum ditemukan. Bukan mereka saja, ada 158 penumpang lainnya yang bernasib sama.

Atas kuasa Allah, ada 18 penumpang yang selamat. Begitu pula nakhoda dan dua anak kapal tersebut. Tiga penumpang lainnya ditemukan telah meninggal.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search