Rabu, 01 Agustus 2018

Kisah Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta

detikTravel Community - Bangunan yang kini menjadi gedung Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta menyimpan sejarah panjang. Gedung ini sempat beberapa kali beralih fungsi.

Berjalan-jalan di sekitar Kota Tua Jakarta tak lengkap rasanya tanpa berkunjung ke museum yang ada di sana. Museum Seni Rupa dan Keramik adalah salah satu tempat yang bisa kita datangi. Siapa sangka gedung museum ini memiliki sejarah panjang sebelum menjadi Museum Senirupa dan keramik.

Bangunan yang memiliki ciri arsitektur gaya neoklasik ini pada awal berdirinya digunakan sebagai Lembaga Peradilan tertinggi Belanda yang dibangun pada tahun 1870. Pada masa pendudukan Jepang dan masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, gedung ini dijadikan sebagai asrama Nederlandsche Mission Militer (NMM) oleh tentara KNIL. Pada masa kedaulatan Republik Indonesia diserahkan kepada TNI dan dimanfaatkan sebagai gudang logistik.

Pada tahun 1960-1973 gedung ini sempat digunakan sebagai kantor wali kota Jakarta Barat, dan pada tahun 1974 dipugar yang kemudian digunakan sebagai Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta.

Tidak berhenti sampai di situ, pada tanggal 20 Agustus 1976 bangunan itu diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa, dan di dalam gedung tersebut terdapat museum keramik yang diresmikan pada tanggal 10 Juni 1977.

Semenjak tahun 1990 balai seni rupa digabung dengan museum keramik dan menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik sampai saat ini. Museum ini memiliki lebih dari 500 karya seni rupa terdiri dari koleksi lukisan dan patung. Koleksi lukisan tertua berupa lukisan Bupati Cianjur karya R Saleh Syarif Bustaman.

Koleksi di museum ini dibagi menjadi beberapa masa seperti Mooi Indie, persatuan ahli gambar Indonesia, masa revolusi dan lain lain.

Ada beberapa koleksi unggulan, seperti lukisan yang berjudul Pengantin Revolusi karya Hendra Gunawan, Bupati Cianjur karya Raden Saleh, Ibu Menyusui karya Dullah, Seiko karya S Sudjojono dan potret diri karya Affandi.

Koleksi senirupa yang lain yaitu patung yang bercirikan klasik tradisional dari Bali, totem kayu yang magis dan simbolis karya I Wayan Tjokot, totem dan patung karya seniman G Sidharta, Oesman Effendi, Popo Iskandar, Achmad Sadali, Srihadi S, Fajar Sidik, Kusnadi, Rusli, Nashar, Zaini, Amang Rahman, Suparto, Irsam, Mulyadi W, Abas Alibasyah, Amri Yahya, AS Budiman, Barli, Sudjana Kerton dan masih banyak seniman dari berbagai daerah.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search