Pasangan muda dengan 'down syndrome' asal Queensland ini mengatakan, mereka kewalahan menanggapi tanggapan netizen atas kisah cinta mereka, yang telah bergema di seluruh dunia.
Kisah perjalanan Michael Cox dan Taylor Anderton untuk menghadiri bola pesta makan malam bagi penyandang disabilitas di Gold Coast telah menarik lebih dari 12 juta netizen di media sosial.
Pasangan ini bertemu dalam sebuah karnaval renang enam tahun yang lalu, dan hubungan mereka menjadi serius tahun lalu ketika Michael melamar Taylor saat berlibur ke Amerika Serikat.
Michael mengatakan, mereka begitu kewalahan menanggapi perhatian netizen terhadap kisah mereka.
"Saudara saya membacanya di London -ia sangat menyukainya. Ia menunjukkan itu ke sekelompok orang di sana. Beberapa dari teman ibu saya berpikir bahwa itu adalah pernikahan kami," ceritanya.
Ia lantas mengaku, "Saya pikir bagian favorit saya [di video itu] adalah ketika kami menari bersama dan kemudian di menit berikutnya saya bersandar dan memberinya ciuman."
Berlatih untuk kejuaraan dunia
Pasangan ini, keduanya, adalah perenang handal dan fokus utama mereka, kini, adalah bersaing di Kejuaraan Dunia Trisome di Florensia, Italia.
Mereka berdua kini dalam pelatihan untuk kejuaraan dunia di kolam renang Corinda di Brisbane.
Meski memenangkan medali emas sungguh penting bagi Michael, ia mengatakan, ada beberapa hal yang lebih penting.
"Saya punya medali emas saya di sini," katanya, sambil memeluk Taylor.
Ayah Michael, Simon, mengatakan, pasangan itu bepergian ke Florensia selama enam minggu untuk bersaing di kejuaraan dunia.
"Kami semua senang dan tapi di twitter kami berusaha untuk membuat mereka tetap rendah hati," tuturnya.
Ibu Taylor, Catherine Musk, mengatakan, butuh banyak penggalangan dana untuk membuat pasangan itu pergi ke Italia.
"Biayanya 13.000 dolar (atau setara Rp 130 juta) per atlet, ditambah mengirim kami juga ke sana, karena anak-anak ingin ibu dan ayahnya untuk menonton," ungkap Catherine.
Kebangaan orang tua
Simon Cox mengatakan, ia telah didekati oleh media internasional untuk menceritakan kisah mereka.
"Saya tak bisa memahami hal itu. Kami sangat gembira ketika ada 200 netizen yang menanggapi dan seseorang mengatakan kisah itu kini [hampir] mencapai 12 juta orang. Kami telah dihubungi oleh TV Amerika dan banyak majalah Australia," akunya.
Ia berujar, "Anak-anak benar-benar baik, tapi itulah cara mereka."
Catherine juga mengatakan, ia sangat bangga terhadap putrinya.
"Semua orang mengatakan: 'Kami berlinang air mata di mata' -itu sudah menjadi reaksi utama," sebutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar