Sabtu, 11 Juni 2016

Kisah Brock Turner dan Marahnya Publik AS karena Pemerkosaan Disepelekan

California - Mantan atlet perenang Stanford University, Brock Allen Turner (20) dijatuhi hukuman enam bulan penjara oleh Pengadilan Santa Clara, California. Brock dihukum atas kekerasan seksual terhadap seorang wanita yang tengah berada dalam kondisi tidak sadarkan diri. Kasus Turner ini mengundang kemarahan publik AS.

Jaksa Agung California Kamala Harris memberikan kritik terhadap putusan hakim tersebut. Sebab menurut Haris, hukuman itu tidak adil bagi korban. Terlebih jaksa menuntut hukuman penjara selama enam tahun.

"Keputusan ini sangat tidak menghormati dan tidak bermartabat. Suara korban tidak terdengar," ujar Harris saat berbicara kepada wartawan di kawasan San Francisco Bay pada Rabu lalu seperti dikutip Reuters, Sabtu (11/6/2016).

Brock Turner, kiri-kanan: saat ditahan tahun 2015 dan saat dijatuhi hukuman (Santa Clara County Sheriff's Office/Handout via REUTERS)

Rendahnya vonis untuk Turner menjadi membuat kasus ini disorot. Namun sejak awal, perkara ini memang sudah menyita perhatian publik. Hal itu disebabkan karena ketika proses persidangan masih berjalan, ayah Turner, Dan Turner memberikan pernyataan yang dianggap kontroversial.

"Dakwaan terlalu berat untuk sebuah tindakan 20 menit saja," demikian kata Dan melalui suratnya kepada jaksa dan hakim di persidangan.

Suara mengkritisi pernyataan Dan pun bermunculan. Mereka menganggap surat tersebut terlalu merendahkan perempuan dan menyepelekan kasus pemerkosaan.

Suara protes warga terhadap putusan untuk Brock Turner (REUTERS/Stephen Lam)

Kasus ini bermula saat Turner tertangkap sedang berada di atas tubuh wanita yang tidak sadarkan diri. Kala itu, Turner juga tampak berada dalam kondisi mabuk.

Kepada aparat kepolisian, Turner menyebut dirinya bersama korban memang tengah meminum minuman beralkohol. Korban juga tidak keberatan disentuh dan dibelai oleh Turner.

Polisi menyebut wanita itu ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di halaman kampus usai pesta Kappa Alpha pada 18 Januari 2015 lalu. Korban juga tidak sadarkan diri hingga lebih dari tiga jam ketika di rumah sakit.

Alhasil laki-laki asal Ohio ini didakwa dengan lima tindakan pidana berat, termasuk pemerkosaan, pemerkosaan terhadap orang mabuk, pemerkosaan terhadap orang yang tengah tidak sadarkan diri dan melakukan penyerangan. Atas dakwaan tersebut, Turner mengatakan kepada polisi bahwa dia tidak berniat untuk memperkosa korban.

Dalam dokumen Kantor Jaksa Wilayah, Turner menuturkan mereka bertemu di belakang halaman kampus lokasinya berpesta dan mulai bercumbu sambil minum minuman beralkohol. Kemudian keduanya jalan-jalan tidak jauh dari lokasi dan berbaring.

Tepat saat itu ada seorang mahasiswa yang melihat Turner berada dalam posisi di atas tubuh wanita itu. Saksi juga melihat kejanggalan, di mana korban tidak bergerak sama sekali.

Ia kemudian memanggil teman-temannya untuk mendekati dan membawanya ke kantor polisi. Saat diperiksa penyidik, korban membenarkan mereka saat itu sedang minum alkohol dan hal terakhir yang diingatnya sedang berbincang sambil berdiri di halaman luar dengan sejumlah pria.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, satu dari dua pria yang mengetahui kejadian, Carl Fredrik Arndt mengatakan bahwa Turner tidak terlihat mabuk seperti yang dikatakannya. "Dia bisa berlari, dia bisa berbicara tanpa ngelantur sama sekali," kata Arndt.

Turner ditahan sejak 18 Januari 2015. Ia dijadwalkan bebas dari penjara Santa Clara County pada 2 September 2016 mendatang menurut juru bicara Santa Clara County, Sersan James Jensen. Hampir 50 persen hukumannya dijalani dengan memberi pelayanan setelah mendapat catatan di kartu dari masa hukumannya pada 2 Juni lalu.

Kejadian ini mendapat respon dari Gedung Putih. Pihak Gedung Putih menyatakan kejahatan seksual telah menjadi epidemi di kampus-kampus.
(aws/faj)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search